Riset tentang numismatik merupakan studi yang cenderung masih terbatas secara kuantitas. Sejumlah kalangan akademik menaruh perhatian serius pada studi ini, yang dinilai dapat membuka sudut pandang baru penulisan sejarah di Indonesia. Khususnya dalam konteks historiografi Islam, sejumlah temuan artefak berupa koin-koin dinar dan dirham memungkinkan hadirnya riset-riset mengenai bagaimana proses kedatangan Islam di Indonesia.
Sejumlah besar temuan artefak koin berinskripsi Arab ditemukan di Kawasan Situs Bongal, Tapanuli Tengah, Pesisir Barat Sumatera. Temuan ini juga bersamaan dengan temuan artefak benda material lainnya di kawasan situs tersebut, yang didominasi oleh temuan yang berhubungan dengan dunia Islam. Temuan ini menandai indikasi awal konteks historis kedatangan Islam ke Indonesia sejak abad ke-7 M.
Riset lanjutan numismatik Islam berfokus pada temuan koin kuno berinskripsi Arab. Riset ini dimulai sejak tahun 2020 melalui Balitbang Kementerian Agama. Dr. Nurman Kholis, peneliti numismatik Islam menjelaskan bahwa riset ini bertujuan untuk memperkuat teori kedatangan Islam ke Indonesia sejak abad ke-7 M, sebab identifikasi melalui inskripsi pada koin menerangkan angka tahun yang berasal dari masa Daulah Umayyah maupun Abbasiyah.
“Riset ini untuk memperkuat teori masuknya Islam ke Indonesia sejak abad ke-7 M. Waktu ke Palembang kami melihat langsung koin temuan Sungai Musi yang berasal dari Daulah Abbasiyah abad ke-8 M. Di Museum Abad Satu Hijriyah malah ada yang lebih tua yaitu dari abad ke-7 M. Bahkan nanti bisa saja bukan hanya di Situs Bongal saja, tetapi juga di kawasan-kawasan lain terdapat temuan koin kuno”, jelas Nurman Kholis pada kesempatan kunjungan ke Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah bersama Dr. Kamal Yusuf di Solo, 21-22 Mei 2022.
Di kalangan peneliti, studi numismatik dinilai menjadi salah satu pendekatan yang belum pernah dilakukan dalam rangka historiografi proses kedatangan Islam maupun agama lain di Indonesia. Hal ini diceritakan oleh Nurman pada kesempatan yang sama, dimana Atho Mudzhar selaku Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (2001-2010) pernah menyinggungnya. Menurutnya, penulisan tentang kedatangan Islam dari Arab ke Indonesia dalam perspektif numismatik belum pernah ada yang melakukan.
Oleh karena itu, studi numismatik ini diharapkan dapat membuka pendekatan baru dalam historiografi Islam, khususnya yang berkaitan dengan proses kedatangan Islam di Indonesia. Akan semakin menarik jika artefak koin semakin banyak ditemukan baik di Kawasan Situs Bongal maupun di kawasan lain. Sehingga melahirkan riset dan studi lainnya yang serupa.
Selenggarakan FGD
Sultanate Institute berkesempatan memberikan paparan materi hasil temuan, koleksi, dan studi risetnya mengenai temuan koin di Situs Bongal, Tapanuli Tengah, Pesisir Barat Sumatera. FGD tersebut diselenggarakan di Fakultas Syariah UIN Surakarta Sabtu, (21/05/2022) dalam rangka riset lanjutan “Koin Kuno Arab di Sumatera dan Relevansinya dengan Teori Kedatangan Islam di Indonesia Sejak Abad ke-7 melalui Jalur Rempah”.
FGD juga turut dihadiri oleh beberapa kalangan akademisi dan pemerhati sejarah yaitu Dr. Ismail Yahya selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Surakarta, Sucipto, M. Hum. yang merupakan Dosen Fakultas Adab dan Bahasa UIN Surakarta, serta Anang Harris Himawan peneliti dari Rumah Sejarah Indonesia.
Riset mengenai numismatik dapat menjadi pemantik bagi perkembangan penelitian serupa lainnya dalam konteks historiografi Islam di Indonesia. Sejumlah temuan artefak Situs Bongal, Tapanuli Tengah, baik koin kuno maupun artefak material pendukung lainnya merupakan sejumlah bukti penting yang secara pasti berasal dari abad ke-7 M.