Ahli Geologi BRIN, Fadhlan S. Intan mengapresiasi kehadiran Museum Abad Satu Hijriyah. Bahkan menurutnya, museum ini layak dicontoh oleh lembaga-lembaga arkeologi lainnya.
Hal itu disampaikan Fadhlan usai mengunjungi Museum Abad Satu Hijriyah Sabtu-Ahad, 9-10 Juli 2022 kemarin.
Ia mengaku sangat terkesan dengan koleksi-koleksi artefak yang dimiliki Museum Abad Satu Hijriyah. Terlebih, beragam koleksi yang berada di museum ini menunjukan kompleksitas budaya serta menjadi bukti interaksi pesisir barat Sumatera dengan pelayaran internasional sejak abad ke-7 M.
“Saya melihat Museum Abad Satu Hijriyah ini sangat bagus dalam hal konservasi, terlihat jelas dalam penataan temuan-temuan ini,” kata Fadhlan, Ahad (10/7/2022).
Koleksi Museum Abad Satu Hijriyah sebagian merupakan temuan yang diselamatkan dari Situs Bongal, Kabupaten Tapanuli Tengah. Diantaranya berupa koin-koin era Dinasti Umayyah hingga Abbasiyah, fragmen kayu kapal, keramik dari dunia Islam dan China, botol-botol kaca dari dunia Islam, manik-manik, alat-alat medis, serta alat tenun dan beragam temuan lainnya.
Fadhlan berharap, upaya konservasi yang dilakukan Museum Abad Satu Hijriyah dapat bermanfaat bagi aktivitas penelitian selanjutnya.
Selain itu, Fadhlan menilai koleksi Museum Abad Satu Hijriyah membuka ruang bagi beragam topik penelitian baru baik arkeologi maupun ilmu bantu terkait.
“Terutama mengenai konteks interaksi global pelayaran Samudera Hindia sejak abad ke-7 M,” imbuhnya.
Museum Abad Satu Hijriyah diakui memberi terobosan baru dalam langkah penelitian arkeologi di Indonesia. Museum Abad Satu Hijriyah tidak hanya menyuguhkan koleksi temuan, tapi juga terlibat aktif dalam penyelamatan situs, riset dan konservasi temuan.
Selain itu, upaya konservasi yang dilakukan Museum Abad Satu Hijriyah merupakan kontribusi besar dalam dunia penelitian arkeologi.
Temuan temuan disuguhkan secara ilmiah dan dapat diaskses dengan mudah kepada berbagai kalangan. Terutama bagi kalangan arkeolog, mahasiswa arkeologi maupun ilmu-ilmu terkait, dan masyarakat umum.
“Kehadiran museum ini sangat membantu sebenarnya baik bagi para peneliti arkeologi, mahasiswa arkeologi, dan ilmu-ilmu terkait, dan masyarakat umum. Saya kira perlu dikembangkan lebih bagus,” tutur Fadhlan, Ahad (10/7/2022).
Oleh kerena itu menurutnya, keberadaan museum ini harus dicontoh oleh para arkeolog atau lembaga-lembaga arkeologi.