Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah mendapat kunjungan dari Direktorat IKM Kimia, Sandang, Aneka, dan Kerajinan Kementerian Perindustrian pada Senin (20/10/2025).
Penelitian dan pelestarian berkelanjutan yang dilakukan oleh Sultanate Institute melalui Museum Abad Satu Hijriyah maupun Museum Fansuri Situs Bongal menginspirasi pengembangan industri aromatika di Indonesia.
Konservasi komoditas alam hasil hutan Sumatra yang dahulu dimanfaatkan sebagai bahan pokok produk aromatika maupun medis sedang diupayakan. Hal tersebut dilakukan melalui penanaman kembali pohon penghasil getah resin beraroma di lingkungan Situs Bongal.
Selain itu, Sultanate Institute bersama peneliti kehutanan Aswandi Anas dan Cut Rizlani juga telah melaksanakan workshop implementasi teknologi pengolahan minyak atsiri untuk mengembangkan pengolahan produk aromatika dan medis berbasis minyak atsiri.
Workshop yang dilakukan juga merupakan bentuk dari pelestarian Situs Bongal yang berkelanjutan terutama kawasan hutannya. Hal ini dilakukan agar pelestarian warisan budaya Situs Bongal berorientasi pengembangan ekonomi lokal berbasis masyarakat.
Direktorat IKM Kimia, Sandang, Aneka, dan Kerajinan Kementerian Perindustrian dalam kunjungannya sangat mengapresiasi kerja-kerja Sultanate Institute. Kunjungan juga mempelajari bagaimana basis pengetahuan industri aromatika bersumber dari hasil penelitian sejarah dan arkeologi di Situs Bongal.
“Apa yang diteliti oleh Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah merupakan inspirasi dan motivasi bagi kami dalam mengembangkan industri pengolahan aromatika berbahan dasar hasil alam Nusantara.”
“Awalnya kan kami juga berkunjung ke sini sebagai IKM parfum dari amber, ternyata kami tidak menyangka saat datang ke sini ternyata ada museum yang mengedukasi berdasarkan hasil penelitian arkeologi”, tambah Bhakti Widyasari Ikaningtyas dari Direktorat IKM Kimia, Sandang, Aneka, dan Kerajinan Kementerian Perindustrian.
Bhakti berharap Museum Abad Satu Hijriyah dapat diketahui oleh masyarakat lebih luas lagi. Hal ini agar mendorong pengetahuan publik terhadap potensi sumber daya dan komoditas alam Indonesia berbasis sejarah dan data arkeologi.
Apa yang dilakukan oleh Sultanate Institute merupakan contoh bagaimana hasil penelitian arkeologi maupun sejarah juga dapat memberi inspirasi bagi masyarakat terutama dalam tahap pengembangan dan pemanfaatan.
“Harapannya Museum Abad Satu Hijriyah lebih dikenal oleh masyarakat luas.”
“Saya takjub, ternyata awal dari penelitian tentang kemenyan berawal dari temuan artefak di Situs Bongal, yang kemudian mendorong dilakukannya konservasi berkelanjutan yang dapat berdampak terhadap masyarakat”, tegas Bhakti.














