Peneliti Pusat Riset Khazanah, Keagamaan dan Peradaban Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Nurman Kholis dan Filolog UIN Sunan Ampel Surabaya Dr. Kamal Yusuf kunjungi Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah pada 20-21 Mei 2022, di Solo. Kunjungan ini terhitung merupakan yang kedua kalinya dalam rangka riset Numismatik Islam “Koin Kuno Arab di Sumatera dan Relevansinya dengan Teori Kedatangan Islam di Indonesia Abad ke-7 melalui Jalur Rempah”.
Sebelumnya riset numismatik Islam ini telah dilakukan melalui studi awal mengenai koin kuno arab sebagai sumber dalam penulisan sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Studi awal ini dilakukan sejak tahun 2020 melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama. Tahun 2022 dilakukan riset lanjutan mengenai historiografi masuknya Islam ke Indonesia melalui sudut pandang numismatik.
Kunjungan dilakukan untuk mengamati koleksi artefak koin Museum Abad Satu Hijriyah, yang merupakan sejumlah penting temuan artefak koin kuno berinskripsi Arab dari Situs Bongal, Tapanuli Tengah, Pesisir Barat Sumatera. Koin koleksi Museum Abad Satu Hijriyah termasuk temuan koin kuno berinskripsi Arab tertua yang ditemukan di kawasan penggalian arkeologi di Indonesia. Identifikasi melalui inskripsi pada koin menunjukkan benda artefak tersebut berasal dari masa Daulah Umayyah.
Hal ini diungkapkan oleh Nurman pada kunjungannya di Solo, “Kami melakukan kunjungan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan temuan koin-koin kuno sejak tahun 2020 hingga sekarang. Dengan perkembangan tersebut kami juga melakukan perbandingan sejauh mana temuan koin disini (Indonesia) dengan di museum-museum di Arab”.
Temuan-temuan artefak terbaru baik koin maupun artefak pendukung lainnya koleksi Museum Abad Satu Hijriyah begitu penting sebagai sumber sejarah dalam historiografi Islam di Indonesia. Khususnya sejumlah artefak tersebut menjadi penguat bagi teori masuknya Islam sejak abad ke-7 M, yang telah disimpulkan sejak Seminar Masuknya Islam di Indonesia pada tahun 1963 di Medan. Hal ini selaras dengan penelitian mengenai numismatik Islam, yang juga memiliki kaitannya dalam konteks teori kedatangan Islam di Indonesia sejak abad ke-7 M.
“Alhamdulillah sejak dua tahun lalu hingga sekarang rupanya ditemukan koin-koin yang semakin banyak dan juga artefak-artefak lain yang mendukung bukti masuknya Islam ke Indonesia sejak abad ke-7 M. Sebab penelitian ini juga dimaksudkan untuk memperkuat teori masuknya Islam sejak abad ke-7”, lanjut Nurman.
Riset Numismatik Islam
Mengingat riset numismatik belum banyak dilakukan, riset ini tentu dapat menghadirkan perspektif dan sudut pandang baru dalam khazanah peneltiian di Indonesia. Numismatik Islam khususnya yang juga dilengkapi dengan temuan artefak sebagai bukti material pendukung lainnya cukup berarti bagi kebaruan penulisan sejarah maupun penelitian arkeologi.
Kehadiran Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah beserta aktivitas risetnya sangat menarik khususnya dalam kajian Numismatik Islam umumnya dalam historiografi Islam di Indonesia. Melalui fokus risetnya Sultanate Institute dapat menghadirkan penelitian lebih jauh dengan banyak perspektif dan sudut pandang, berdasarkan sejumlah koleksi temuan artefaknya dalam Museum Abad Satu Hijriyah. Riset-riset tersebut dapat dilakukan melalui koin misalnya, atau alat-alat medis, fragmen kayu, produk keramik, maupun melalui sisi Arkeometri, yang memuat penjelasan megenai komposisi atau kandungan material pada masing-masing artefak.
“Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah juga harapannya dapat menjadi pemantik bagi terbentuknya lembaga penelitian Numismatik Islam di Indonesia seperti yang ada di Jerman, sehingga perspektif numismatik dapat menjadi perspektif baru penulisan sejarah Islam di Indonesia”, ujar Nurman Kholis pada kunjungannya di Solo, Jum’at (20/05/2022).