Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah menerima kunjungan Wakil Sekretaris Lembaga Seni budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI Pusat Hadi Nur Ramadhan di Solo, Senin (10/11/2025).
Kunjungan melangsungkan diskusi bagaimana sejarah peradaban Islam bukan hanya di Nusantara, akan tetapi hubungannya dalam konteks perkembangan peradaban Islam secara menyeluruh.
Sultanate Institute melalui penelitiannya mengedukasi bagaimana dakwah dan Islamisasi melahirkan bentuk-bentuk peradaban hingga sampai dakwah tersebut ke masyarakat Nusantara. Hal tersebut terangkum dalam buku-buku yang diterbitkan maupun melalui pameran yang ada di Museum Abad Satu Hijriyah dan Museum Fansuri Situs Bongal.
“Alhamdulillah hari ini adalah hari yang sangat berbahagia buat saya. Saya bertekad dari Jakarta untuk datang secara khusus ke Museum Abad Satu Hijriyah. Satu tempat yang saya kira ini adalah tempat edukasi peradaban Islam di Nusantara dan peradaban Islam di dunia.”
“Hubungan koneksi peradaban dari sejak zaman Nabi Muhammad Rasulullah SAW, dan Museum Abad Satu Hijriyah ini menjadi satu titik bagaimana Islam dibangun dari peradaban wahyu dari spirit keilmuan dan spirit Iqra’ wahyu yang pertama itu diterjemahkan dalam bentuk museum yang luar biasa di Solo ini”, lanjut Founder Rumah Sejarah Indonesia atau yang juga dikenal dengan Pusat Dokumentasi Tamaddun.
Sultanate Institute dalam upayanya menggiatkan dan memberikan sumbangan dalam disiplin arkeologi Islam mengingatkan lagi dengan kontribusi yang diletakkan oleh tiga arkeolog sekaligus sejarawan penting yaitu Uka Tjandrasasmita, Hasan Muarif Ambary, dan A. Hasymi.
“Saya berharap kepada teman-teman, para pengkaji, yang menekuni sejarah Islam datang ke Museum Abad Satu Hijriyah, tempat yang wajib dikunjungi.”
“Museum Abad Satu Hijriyah mengingatkan kepada saya orang-orang hebat, intelektual, arkeolog, baik Uka Tjandrasasmita, Hasan Muarif Ambary, kemudian A. Hasymi, yang tiga sejarawan ini dididik langsung oleh Buya Hamka melalui karyanya Sejarah Umat Islam Indonesia.”
Hadi Nur Ramadhan juga sangat mengapresiasi kerja-kerja yang dilakukan oleh Sultanate Institute. Apa yang diupayakan merupakan inspirasi bagi semua, dan terus konsisten menjadi lembaga penelitian sejarah dan arkeologi Islam di Indonesia.
“Museum Abad Satu Hijriyah juga menjadi titik kebangkitan peradaban Islam di dunia. Di sini banyak sekali hasil-hasil penelitian, temuan-temuan arkeolog yang dikaji dengan keilmuan.”
“Luar biasa, kita do’akan semoga Museum Abad Satu Hijriyah berkah dan terus bekembang, karena banyak kalangan yang siap mendukung untuk sesuatu yang saya kira ini kerja-kerja besar untuk peradaban Islam.”
Dalam kunjungan di Solo, Sultanate Institute juga memberikan buku hasil penelitian di Situs Bongal Perdagangan Maritim Dunia Islam di Pantai Barat Sumatra Abad I-IV H/VII-X M, sementara Hadi Nur Ramadhan juga memberikan buku karyanya berjudul Indonesian Founding Fathers’ Vision for Palestine.














