Nisan ini terletak di Gampong Meunasah Ujong, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.
Nisan Makam Raja Kanayan, seorang penyerbu yang berasal dari keturunan terhormat, pemberani, dan berhati pemurah. Hal ini diyakinkan berdasarkan keterangan inskripsi pada batu nisan yaitu “Hadzal qabru al-abban al-hasib asy-syuja’ al-mannan (Ini adalah kubur orang penyergap (musuh), yang berasal dari keturunan terhormat, pemberani lagi pengasih)”. Berdasarkan penelusuran tim Mapesa dan Cisah, “kata-kata Asy-Syuja’ yang berarti pemberani, hanya ditemukan pada nisan makam Raja Kanayan ini. Atas dasar itu, dugaan semakin kuat untuk menunjukkan bahwa kata-kata itu merupakan pujian khusus atas keberanian dan kepahlawanan seorang pembesar Samudra Pasai pada waktu itu dalam jihad fi sabilillah.
Berdasarkan inskripsi pada nisannya, ia diisyaratkan sebagai seorang laksamana dan panglima perang dari Sumatra. Hikayat Sulalatus Salathin (Sejarah Melayu) juga menuturkan tentangnya sebagai pemimpin perang yang pemberani yang berhasil mengalahkan dan mengusir pangeran dari tanah Bugis (Meungkasar), yang bernama Semerluki, yang datang menyerang kerajaan Samudra Pasai. Sebelumnya Semerluki berhasil menyerang beberapa kerajaan di Jawa hingga Melaka setelah diusir oleh ayahnya oleh sebab jatuh hati pada ibu tirinya. Di Melaka, pertarungan sengit terjadi antara Semerluki dengan Laksamana. Pertarungan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Melaka, tetapi memakan banyak korban dari pasukan Laksamana yang terkena sumpit beracun.
Dikutip dari Mapesa, kedua sisi nisan makamnya dihiasi kaligrafi indah ayat-ayat Al-Qur’an dan syair-syair peringatan untuk menjadi pelajaran bagi mereka yang hidup. Sedangkan pada bagian puncak nisan sebelah kaki (selatan) terukir sebaris doa: Ighfirillahumma warham li shahibi hadzal qabr (Ya Allah, ampuni dan rahmatilah pemilik kubur ini!). Ukiran kalimat yang amat jelas terlihat, ini seolah-olah ingin mengingatkan setiap peziarah untuk membacakan doa tersebut kepada jasad yang ada dalam makam.
Raja Kanayan wafat pada malam sabtu tanggal 3 Sya’ban 872 H/26 Februari 1468 M. Ia merupakan seorang panglima yang hidup sepanjang beberapa periode Sultan Samudra Pasai, salah satu diantaranya pada masa Sultan Zainal ‘Abidin Ra-Ubabdar.