Memasuki masa abad pertengahan (dalam periodisasi historiografi Eropa) dominasi peradaban dunia berpusat pada peradaban Islam. Kehadiran Islam mampu memberikan pengaruh bagi peradaban sebelumnya dan melahirkan capaian penting dalam perkembangan kebudayaan manusia selanjutnya. Selain pengaruh secara politik, ekonomi, dan sosial, tradisi ilmu dan kehidupan intelektual merupakan salah satu faktor penting pengaruh peradaban Islam, yang melahirkan sejumlah ilmuwan di bidangnya dan mencerminkan karya-karya baik ilmu pengetahuan, seni, maupun sastra khas dunia Islam.
Dalam bidang kedokteran misalnya kita kenal beberapa nama ilmuwan berpengaruh seperti Ibnu Sina dan Ar-Razi. Keduanya begitu masyhur dalam sejarah perkembangan ilmu kedokteran modern, yang juga dikenal sebagai bapak kedokteran dunia. Selain keduanya, nama lain yang mewakili pengaruh ilmu kedokteran dunia Islam adalah Al-Halabi. Seorang ilmuwan penting dalam bidang kedokteran terutama di bidang pengobatan penyakit mata.
Nama lengkap Al-Halabi adalah Khalifa ibn Abi Al-Mahasin Al-Halabi merupakan seorang dokter ahli bedah mata asal Aleppo, bagian utara Syam. Spesialisasi kedokterannya dalam bidang penyakit mata (Opthalmology) ditunjukkan pada karyanya yang ditulis pada abad ke-13 M diantara tahun 1256-1275 M “Kitab Al-Kafi fi Al-Kuhl”. Melalui karya tersebut Al-Halabi mencatatkan sumbangan dan kontribusi penting bukan hanya dalam praktik pengobatan mata, tetapi juga dalam sejarah perkembangan teknik biomedis.
Karya Al-Halabi memuat penjelasan tentang Ophthalmology secara lengkap. Ia menggambarkan ilustrasi struktur anatomi mata beserta ilustrasi ragam instrumen alat bedah medis hasil penemuannya. Al-Halabi juga memuat referensi dari ilmuwan kedokteran muslim seperti Ar-Razi, Ibnu Sina, Al-Zahrawi dan kalangan ilmuwan kedokteran lainnya.
Bagi para sejarawan medis maupun ahli kedokteran mata, instrumen alat bedah medis penyakit mata (Ophthalmology) Al-Halabi ini merupakan suatu mahakarya penting dalam praktik pengobatan mata dan pengajaran medis dunia. Mereka menjadikan penemuan dan karya Al-Halabi sebagai objek kajiannya dalam sejarah kedokteran secara umum maupun perkembangan teknik biomedis dalam praktik pengobatan mata modern.
Mohamed N. Saad dalam artikelnya Ophthalmological Instruments of Al-Halabi fill in a gap in the Biomedical Engineering History menyebut bahwa “Kitab Al-Kafi fi Al-Kuhl” telah disalin dan dikaji oleh beberapa kalangan akademik. Naskahnya salinannya setidaknya dapat ditemukan di Bibliotheque Nationale di Paris, Prancis yang disalin oleh Abd Al-Aziz ibn Abi Saeed Al-Masihi Al-Mawsili Al-Mutatabbeb pada tahun 1277 M. Salinan lainnya tersimpan di Süleymaniye Kütüphanesi di Istanbul, Turki yang disalin oleh Ahmad Al-Wali pada tahun 1560 M.
Al-Halabi turut melengkapi sejumlah kisah kontribusi ilmuwan muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Mohammed El-Gomati dalam 1001 Cures Contributions in Medicine and Healthcare from Muslim Civilization mengamati bagaimana sejumlah besar aktivitas ilmiah dan intelektual di dunia Islam memberikan sentuhan pengaruh luar biasa terutama dalam bidang medis dan pengobatan.
Mohamed N. Saad menyimpulkan Al-Halabi sebagai seorang insinyur biomedis terawal yang menemukan inovasi instrumen alat bedah medis pengobatan penyakit mata (Ophthalmology). Ia juga seorang dokter mata yang pertama kali menggunakan magnet untuk menghilangkan benda asing logam dari mata. Instrumen alat bedah medisnya digunakan dalam praktik berbagai pengobatan mata. Karya Al-Halabi juga merupakan manuskrip pertama yang memberikan gambaran ilustrasi luar biasa tentang struktur anatomi otak, mata, dan jalur visual diantara keduanya, dan menampilkan ilustrasi penemuan instrumen alat bedah medisnya.