Samudera Hindia merupakan kawasan perairan yang menyimpan jejak historis jalur pelayaran dan perdagangan global. Kawasan ini telah dikenal sejak masa terawal dan menjadi saksi berlangsungnya interaksi kebudayaan antar negeri-negeri di sepanjang garis pantainya.
Jaringan perdagangan Samudera Hindia atau yang biasa disebut Indian Ocean Trade melibatkan banyak unsur kebudayaan didalamnya. Aktivitas ini mendorong terbentuknya jalur pelayaran yang menghubungkan kota-kota pelabuhan pesisir mulai dari Afrika, Teluk Persia, Sumatera, dan Cina.
Aktivitas pelayaran dan perdagangan kemudian sarat membawa serta aktivitas kebudayaan. Para pelayar bukan hanya sekedar singgah dan berpindah-pindah tempat, melainkan juga turut membawa pengaruh penyebaran elemen budaya.
Indian Ocean Trade juga menampilkan aktivitas niaga yang kompleks. Pertukaran komoditas meluas menghubungkan Cina di sisi timur dan Afrika di sisi barat. Komoditas dagang tersebar pada masing-masing kawasan yang menjadi daya tarik kedatangan para pelayar.
Ragam komoditas Samudera Hindia dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan daerah penghasil dan tempat produksinya. Syauqi Abdul Qowi Utsman mengelompokkan komoditas dagang setidaknya dalam lima kawasan.
Pertama, komoditas dagang kawasan India, Hindia Timur, dan Timur Jauh terdiri dari ragam produk aromatika dan rempah-rempah, kayu, kelapa, sutera, batu-batu mulia, porselin, tembikar, dan pedang. Kedua, komoditas dagang kawasan Teluk dan Pesisir Arab terdiri dari kuda, mutiara, amber, kurma, dan dupa.
Ketiga, komoditas dagang Pesisir Afrika terdiri dari emas, gading, besi, bulu unta, dan budak. Keempat, komoditas dagang Mesir terdiri dari katun, kain tenunan, gula, manik-manik, kalung, dan zamrud. Kelima, komoditas dagang kawasan Eropa terdiri dari garam amonia, arsen, besi, persenjataan, tenunan wol, bulu binatang, kemiri, lilin, dan anggur.
Dari ragam komoditas yang diperdagangkan tersebut, produk aromatika dan rempah-rempah menempati urutan pertama komoditas yang paling banyak dicari. Secara kuantitas, produk aromatika dan rempah-rempah ini memiliki variasi produk paling banyak, yang berarti memiliki tingkat ketersediaan (penawaran) paling banyak, kebutuhan produk paling banyak (permintaan), serta kualitas produk yang paling beragam.