Buku yang disusun berdasarkan bukti-bukti arkeologi terbaru dari kawasan situs Bongal yang terletak di Desa Jago-jago, Tapanuli Tengah, yang secara geografis berlokasi di Pantai Barat Sumatra ini menghadirkan banyak data terbaru tentang interaksi masyarakat Nusantara dengan kawasan luas Dunia Islam sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 M.
Dalam banyak forum, Menteri Kebudayaan Fadli Zon telah menyampaikan bahwa data arkeologi Situs Bongal, bersesuaian dengan pendapat Buya H. Abdul Karim Amrulah (Hamka) dalam forum Seminar sejarah masuknya Islam tahun 1963.
Hal ini juga bersesuaian dengan catatan WP Groeneveld yang mengutip sumber Cina masa Dinasti Tang, yang menyebutkan bahwa orang-orang Dha-Shih atau Tha-shih (Tajir – Arab) telah membuat permukiman di pantai barat Sumatra sejak masa awal Islam.

Ragam perkakas industri dan perdagangan di bekas kawasan Bandar pelabuhan kuno Situs Bongal, memberi bukti-bukti terbaru bahwa interaksi antara masyarakat lokal Nusantara dengan kawasan luas Dunia Islam, telah terbentuk mapan pada masa Umawiyyah dan Abbasiyah.
Temuan beragam artefak seperti koin-koin masa Umawiyyah dan Abbasiyah, pecahan kaca-kaca Timur Tengah, botol kaca alembic, keramik berglasir Timur Tengah, serta ekofak berupa resin Kapur (Dryobalanops aromatica) yang membeku, kayu Gaharu (Oud), pinang, kemiri dari masa abad ke-7 M di Situs Bongal, merupakan bukti arkeologi yang mematahkan teori Gujarat yang dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje, bahwa Islam masuk pada abad 13 M.
Buku ini layak dimiliki oleh perpustakaan instansi dan sekolah. Bagi para pendidik dan pengajar, buku ini memberi banyak informasi terbaru tentang kejayaan Nusantara sejak abad ke-7 M.
Masyarakat Nusantara telah mampu mengolah sumber daya alam rempah-aromatika hasil hutan menjadi produk berharga dan mahal untuk memenuhi permintaan global yang sedang berkembang pada abad ke-7 M.
Artinya, jauh sebelum hadirnya kolonial Eropa pada abad ke-16 M, masyarakat Nusantara telah maju, dan berperan sebagai pemain penting bagi terbentuknya jejaring maritim global yang menghubungkan antara Dunia Islam, India, Asia Tenggara dan Tiongkok sejak abad ke-7 M atau abad pertama Hijriyah.