Peneliti ahli geologi Pusat Riset Arkeometri BRIN, Ir. M. Fadhlan S. Intan mengunjungi Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah di Solo, 09-10 Juli 2022. Ia merupakan geolog yang termasuk kedalam tim peneliti Situs Bongal bersama Sultanate Institute dan sejumlah arkeolog lainnya. Dalam kunjungan ini, kami sama-sama mengulas penelitian Situs Bongal yang telah berlangsung sejak tahun 2021.
Situs Bongal merupakan temuan baru yang mengagetkan para peneliti. Situs yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah ini menunjukan adanya kehidupan dan kontak pesisir barat Sumatera dengan dunia Internasional. Temuan paling dominan di situs ini berasal dari dunia Islam, yaitu era Daulah Umayyah dan Abbasiyah.
Fadhlan menilai, Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah layak menjadi rujukan ilmiah dalam bidang ilmu khususnya arkeologi, geologi dan sejarah. Keseriusan dan upaya tekun Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah sangat berharga bagi dunia arkeologi baik di Indonesia maupun di dunia. Dimana Sultanate Institute terlibat dalam mengungkap peradaban di Nusantara, khususnya menyangkut situs yang sangat tua dan terkait perubahan historiografi jalur perdagangan di Nusantara.
“Tahun 2021 saya ikut penelitian di Bongal bekerja sama dengan Sultanate Institute, dan saya melihat keseriusan Sultanate Institute sangat kita hargai. Disanalah kami melihat apa yang dilakukan Sultanate Institute adalah tidak main-main, mengungkap peradaban di Nusantara ini terutama Situs Bongal.” ujar Fadhlan, Ahad (10/7/2022).
Lanjut Fadlan, keseriusan dan upaya tekun Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah dalam memgungkap sejarah peradaban dimasa lalu sangat penting dan patut dihargai. Fadhlan melihat, Sultanate Institute dengan penuh keserirusan dan konsistensi berupaya mengungkap peradaban yang terpendam di Situs Bongal.
Temuan-temuan dari situs ini bahkan dapat merubah historiografi jalur perdagangan di Nusantara. Oleh karena itu, menurut Fadhlan publikasi riset Situs Bongal sangat penting bagi Indonesia bahkan dunia.
“Publikasi yang diterbitkan oleh Sultanate Institute sangat membantu dalam publikasi Situs Bongal, baik di Indonesia maupun di dunia arkeologi tingkat dunia. karena ini menyangkut situs yang sangat tua dan terkait perubahan historiografi terutama jalur perdagangan di Nusantara ini, itu yang kami sangat hargai.” tambah Fadhlan.
Sejumlah data penting dapat dijangkau di Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah. Data-data tersebut dapat menjadi rujukan ilmiah bagi para peneliti arkeologi maupun mahasiswa serta ilmu bantu terkait.
“Cukup ke museum ini kita bisa membuat satu tesis, apalagi skripsi, sampai disertasi bisa dengan data yang ada disini. Untuk arkeologi, geologi pun juga bisa masuk kesini, geologi sampai tingkat disertasi pun bisa dengan mengunjungi ini.” pungkas pakar geologi asal Makassar tersebut.