Sultanate Institute bersama Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Webinar dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2023. Webinar ini mengangkat topik mendasar mengenai satu rumusan metodologi dalam penelitian sejarah, yang bermuara pada corak perkembangan historiografi atau penulisan sejarah di Indonesia.
Webinar Hardiknas bertema “Textcavation: Integrasi Pendekatan Arkeologi-Filologi dalam Penelitian Sejarah” berawal dari istilah textcavation yang dimuat oleh arkeolog Sonny Ch. Wibisono dalam kata pengantarnya di buku Keajaiban Negeri Emas Zabaj Indonesia dalam Catatan Dunia Islam Masa Abbasiyah.
Istilah ini dikemukakan untuk menunjukkan, bahwa proses ekplorasi yang disertai verifikasi terhadap sebuah teks adalah bagian integral dalam penelitian arkeologi. Kemudian dalam konteks yang lebih luas, yaitu penulisan sejarah, integrasi data tekstual dan artefaktual merupakan bagian dari ilmu bantu dalam metodologi sejarah.
Textcavation dikenal di kalangan para arkeolog sebagai metode yang dapat membantu proses interpretasi terhadap data-data artefaktual.
Integrasi pendekatan arkeologi-filologi dalam penelitian sejarah juga merupakan satu topik yang dikemukakan berdasarkan rumusan awal yang dirumuskan oleh pakar arkeologi Islam Hasan Muarif Ambary dan Uka Tjandrasasmita. Keduanya memberikan rumusan awal yang mendorong kita untuk berupaya menyempurnakannya.
Hasan Muarif Ambary dan Uka Tjandrasasmita menelurkan terobosan penting dalam memaknai penelitian sejarah. Hasan dan Uka dalam kepakarannya di bidang arkeologi merumuskan sebuah pendekatan integral antara sejarah, arkeologi, dan ilmu-ilmu bantu.
Arkeologi sebagai cabang ilmu yang lebih spesifik berkaitan dengan kajian peninggalan sejarah manusia yang bersifat material juga melibatkan kajian terhadap teks sebagai pendekatan dalam penelitiannya, yang dikenal dengan historical archaeology.
Penelitian arkeologi dalam menjelaskan konteks data artefaktualnya membutuhkan dan bersandar pada sumber tekstual yang mencakup baik studi epigrafi maupun filologi. Dalam hal ini Hasan dan Uka menegaskan kegunaan upaya memadukan dua jenis data. Di mana data tekstual membantu memberikan justifikasi terhadap eksplanasi data artefaktual.
Selain itu, diskusi ini juga hendak menyuguhkan atau lebih tepatnya menegaskan perkembangan paradigma yang muncul dalam historiografi. Perkembangan ini mengisyaratkan suatu kajian ilmu yang bersifat multi-displin bahkan inter-disiplin.
Dengan pendekatan ini, memungkinkan kerja-kerja historiografi untuk memotret peristiwa dengan lebih kompleks dan kaya, yang melibatkan ilmu bantu seperti geografi, antropologi, filologi, arkeologi, dan ilmu bantu lainnya.
Webinar Hardiknas ini juga disertai peluncuran buku Sultanate Institute berjudul Keajaiban Negeri Emas Zabaj Indonesia dalam Catatan Dunia Islam Masa Abbasiyah.
Webinar dihadiri oleh Kepala Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra Dr. Herry Jogaswara serta para ketua Pusat Riset di lingkungan Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra BRIN. Hadir pula pembicara yaitu arkeolog senior Sonny Ch. Wibisono, Kepala Pusat Riset Manuskrip Literatur dan Tradisi Lisan Dr. Sastri Sunarti, serta guru besar filologi UIN Syarif Hidayatullah Prof. Oman Fathurrahman.