No Result
View All Result
Sultanate Institute
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
No Result
View All Result
Sultanate Institute
No Result
View All Result

Lanskap Budaya Maritim Sumatera: Ringkasan Artikel Gusti Asnan (2018)

Editor by Editor
18 September 2024
in Islamic Civilization
0
Lanskap Budaya Maritim Sumatera: Ringkasan Artikel Gusti Asnan (2018)

Pembagian Wilayah Pulau Sumatra Masa Penjajahan. Sumber: Anthony Reid, 2011, Menuju Sejarah Sumatra Antara Indonesia dan Dunia.

Share on FacebookShare on TwitterShare on Twitter

Sumatra sebagai entitas khas masyarakat dan sumber daya alam, menghadirkan unsur kesejarahan dan kebudayaan maritim yang kompleks. Posisi geografisnya yang strategis sebagai pintu gerbang memasuki kawasan kepulauan Nusantara, membuat Pulau Sumatra melekat bukan hanya dalam penulisan sejarah Indonesia, melainkan juga dalam konteks global.

Latar historis Sumatra terbentang menyentuh dimensi geografis, antropologis, ekonomi, politik, dan sosial. Lebih khusus dalam konteks kemaritiman, sejarah dan kebudayaan maritim Sumatra turut menjadi bagian penting dalam pembentukan peradaban global maupun regional melalui persentuhan tradisi/pengetahuan dalam jejaring rute pelayaran dan perniagaan maritim.

Salah satu kajian penting mengenai sejarah dan kebudayaan maritim Sumatra ialah lanskap kebudayaannya. Asnan (2018) dalam artikelnya Lanskap Budaya Maritim Sumatera menjelaskan persoalan ini untuk menghadirkan pemahaman menyeluruh mengenai sistem budaya bahari/maritim Pulau Sumatra.

Berdasarkan pendekatan Maritime Cultural Landscape Christer Westerdahl, lanskap kebudayaan maritim meliputi aspek-aspek di antaranya lingkungan maritim, pusat-pusat budaya maritim, rute pelayaran, warisan budaya maritim, toponimi, serta hubungan antara pesisir dan pedalaman.

Aspek lingkungan merupakan salah satu aspek yang memengaruhi perkembangan dan dinamika kebudayaan maritim pulau Sumatra baik aktivitas maritim maupun pemanfaatan lingkungan laut.

Pulau Sumatra berdasarkan lokasi geografisnya menempati kawasan laut yang sangat luas dan strategis, dengan kawasan pesisir yang terbagi antara kawasan maritim antara pesisir barat dan timurnya. Kawasan laut di sekitar pulau Sumatra merupakan kawasan Indo-Pacific, yaitu kawasan laut yang terdiri dari dua samudra utama, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Selain itu, Pulau Sumatra juga menjadi bagian dari sebuah kepulauan dengan keberadaan lintasan perairan dan dilingkupi pulau-pulau kecil di sekitarnya. Arah pergerakan angin monsoon juga berperan dalam membentuk dinamika kebudayaan maritim pulau Sumatra. Oleh karena itu, pulau Sumatra dalam lintasan global menjadi pintu gerbang bagi aktivitas pelayaran dan perdagangan maritim dari barat menuju ke Asia Tenggara dan Asia Timur.

Berdasarkan keuntungan kondisi lingkungan maritim tersebut, pulau Sumatra tumbuh dengan pusat-pusat budaya maritim baik di kawasan pesisir barat maupun pesisir timurnya. Pusat-pusat budaya maritim Sumatra sebagian besar terletak di kawasan pesisir timurnya.

Berdasarkan catatan Pires, pusat-pusat budaya maritim Sumatra hingga pertengahan milenium kedua berada di kawasan pesisir timur. Dari 29 terras dan reinos, sebanyak 20 di antaranya berada di kawasan pesisir timur. Kawasan ini dinilai memiliki keuntungan dari keberadaan Selat Malaka, perairan Selat Bangka dan Selat Karimata.

Pusat-Pusat Budaya Maritim Sumatra Berdasarkan Catatan Pires. Sumber: Gusti Asnan, 2018, Landskap Budaya Maritim Sumatera.

Asnan sendiri mengelompokkan pusat-pusat budaya maritim berdasarkan kelompok masyarakat maritim yang terdiri dari Sriwijaya (mencakup Palembang, Jambi, dan Muara Takus), Barus di pesisir barat Sumatra Utara, Bata (Bataa), Aru (Daruu), dan Arqat di pesisir timur Sumatra Utara, serta Minangkabau, Samudra Pasai, Bengkulu, dan Medan. Meskipun begitu, pengelompokkan ini mungkin saja akan dapat ditemukan lebih banyak lagi berdasarkan kronologi waktu dan sebaran kelompok masyarakat maritim.

Keberadaan pusat-pusat budaya maritim lantas melangsungkan pembentukan koneksi jalur pelayaran. Hal ini merupakan salah satu aspek utama dalam lanskap kebudayaan maritim Pulau Sumatra.

Sumatra dengan sumber daya lingkungan serta aktivitas masyarakat pendukungnya memiliki jalur pelayaran yang meliputi skala lokal, regional maupun global. Beberapa jalur pelayaran tersebut di antaranya ialah rute Selat Malaka, rute Selat Bangka, rute Selat Sunda, dan rute Samudera Hindia. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan Sumatra memiliki jalur pelayaran lain yang lebih banyak.

Kajian toponimi terhadap sejumlah kawasan maritim khususnya kota-kota pelabuhan di pulau Sumatra umumnya masih jarang dilakukan. Kajian toponimi sejauh ini masih terbatas dan bersifat fragmentaris pada suatu kawasan tertentu.

Padahal kajian toponimi merupakan salah satu aspek yang penting untuk memahami pengetahuan sejarah masyarakat maritim terhadap wilayahnya. Sebab pengetahuan sejarah tersebut akan menghasilkan banyak pengetahuan tentang tradisi dan kebudayaan seperti lingkungan alam, hubungan dengan daerah atau negeri lain, serta aktivitas maritim.

Aspek lainnya dalam lanskap kebudayaan maritim ialah bagaimana hubungan pesisir dengan daerah pedalaman berlangsung. Hubungan pesisir dan pedalaman pulau Sumatra ditopang oleh keberadaan sungai-sungai besar dan panjang yang terhubung hingga ke hulu.

Keberadaan sungai yang menghubungkan pedalaman dengan pesisir merupakan aspek mikro-transportasi dalam zona geografi transportasi, yang mengungkapkan tipe-tipe alat transportasi maupun sistem transportasi bagi masing-masing kawasan maritim.

Kajian Asnan merupakan salah satu kajian lanskap kebudayaan maritim tentang pulau Sumatra dalam perspektif makro. Kajian ini memberikan penjelasan umum mengenai kajian lanskap kebudayaan maritim yang semestinya menjadi dorongan bagi kajian serupa dengan lingkup spasial yang lebih kecil (perspektif mikro).

Hal ini yang juga disarankan oleh Asnan dalam mengakhiri tulisannya bahwa kajian lanskap kebudayaan maritim penting dilakukan berdasarkan masing-masing etnis yang ada di Sumatra. Hal ini dikarenakan Sumatra terdiri dari berbagai lingkungan budaya yang dinamis sebagai suatu entitas dengan ragam budaya maritim.

Previous Post

Seni Islam: Ikonoklasme, Kaligrafi, dan Arabesk

Next Post

Asia Tenggara dalam Catatan Geografer Muslim

Editor

Editor

Related Posts

Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO
Islamic Civilization

Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

9 April 2025
Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’
Islamic Civilization

Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’

5 April 2025
Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram
Islamic Civilization

Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram

2 April 2025
Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa
Islamic Civilization

Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa

12 Februari 2025
Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi
Islamic Civilization

Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi

3 Februari 2025
Batu Nisan Al-Malik Ash-Shalih: Sultan Pertama Samudra Pasai
Islamic Civilization

Fakta Sejarah Kesultanan Samudera Pasai/Syumuttrah Pasai: Nisan para Sultan, Panglima, dan Pemuka Dinasti Abbasiyah

31 Januari 2025
Next Post
Asia Tenggara dalam Catatan Geografer Muslim

Asia Tenggara dalam Catatan Geografer Muslim

POPULAR

Workshop Konservasi Artefak dalam rangka Pelestarian Berkelanjutan Situs Bongal

Workshop Konservasi Artefak dalam rangka Pelestarian Berkelanjutan Situs Bongal

13 Mei 2025
Sultanate Institute Menyerahkan Laporan Hasil Peneltian Situs Bongal ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatra Utara

Sultanate Institute Menyerahkan Laporan Hasil Peneltian Situs Bongal ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatra Utara

6 Mei 2025
Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

9 April 2025
Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’

Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’

5 April 2025
Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram

Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram

2 April 2025
3rd Spiced Islam International Conference: Material Culture and Commodities in the Indian Ocean World, 7th to 13th Centuries

3rd Spiced Islam International Conference: Material Culture and Commodities in the Indian Ocean World, 7th to 13th Centuries

11 Maret 2025
Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri dalam rangka Konservasi Situs Bongal

Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri dalam rangka Konservasi Situs Bongal

19 Februari 2025
Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa

Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa

12 Februari 2025
Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi

Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi

3 Februari 2025
Batu Nisan Al-Malik Ash-Shalih: Sultan Pertama Samudra Pasai

Fakta Sejarah Kesultanan Samudera Pasai/Syumuttrah Pasai: Nisan para Sultan, Panglima, dan Pemuka Dinasti Abbasiyah

31 Januari 2025

Sultanate Institute. All Right Reserved

  • Profile
  • About Us
  • Contact Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan