Historiografi maritim Asia Tenggara maupun Indonesia sejauh ini lebih banyak mengenal sumber-sumber catatan masa kolonial. Sumber kolonial seperti Suma Oriental oleh Tom Pires dalam beberapa penulisan sejarah menjadi rujukan utama.
Di sisi lain sumber-sumber dokumen historis tentang Nusantara berdasarkan catatan India dan Cina juga telah dikumpulkan dan dikaji dalam sejumlah riset serta publikasi.
Sementara teks-teks Arab merupakah sumber dokumen historis tentang Asia Tenggara yang cenderung kurang familiar bahkan belum dikenali. Teks-teks Arab tersebut di antaranya ialah catatan perjalanan/pelayaran dan catatan navigasi.
G. R. Tibbetts dalam pendahuluan A Study of the Arabic Texts Containing Material on South-East Asia mengklasifikasikan, teks-teks Arab terdiri dari lima jenis, di antaranya catatan-catatan perjalanan/penjelajahan, perjanjian/traktat geografis, bagian dari karya-karya sejarah, karya-karya medis, dan karya-karya navigasi.
Dari lima jenis teks Arab tersebut, dapat dibedakan menjadi sumber yang bersifat primer dan sekunder. Sumber primer terdiri dari catatan-catatan perjalanan/penjelajahan dan karya-karya navigasi. Oleh karena itu, keduanya tergolong sebagai teks yang paling penting.
Sedangkan sumber sekunder ialah perjanjian/traktat geografis, bagian dari karya-karya sejarah, dan karya-karya medis.
Zabaj merupakan merupakan deskripsi paling penting yang dicatat oleh para ahli geografi Arab tentang Asia Tenggara. Nama Zabaj menunjuk suatu wilayah yang pada masa kemudian diartikan sebagai keseluruhan kepulauan, yang di dalamnya tempat-tempat lain bergantung padanya.
Para ahli geografi Arab cukup rinci membuat deskripsi tentang Asia Tenggara karena minat dan ketertarikannya terhadap rempah-rempah dan bahan obat-obatan/medis.
Ahli geografi Arab menaruh perhatian yang begitu besar terhadap informasi tentang obat-obatan/medis dan rempah-aromatika, serta berusaha menjelaskan negara-negara asalnya dan metode ekstraksi dan penambangan.
Sumber dokumen historis yang berasal dari para ahli geografi Arab berkontribusi mengisi kekosongan sejarah perdagangan dunia. Teks-teks tersebut meninggalkan warisan penting untuk membahas sebuah periode dalam sejarah ketika hanya ada sedikit sumber yang tersedia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Marina Tolmacheva dalam The Indian Ocean in Arab Geography Transmission of Knowledge Between Formal and Informal Geographical Traditions, bahwa catatan geografer muslim merupakan bukti keberlangsungan interaksi antara negeri-negeri di Kawasan Samudera Hindia abad pertengahan.
Catatan geografer Arab merupakan kasus unik dalam tampilan kartografi Samudera Hindia abad pertengahan, yang masih cukup membingungkan bagi kalangan sejarawan dan ahli geografi.
Teks-teks geografi Arab menambah kekayaan referensi dan literatur tentang Asia Tenggara di samping sumber-sumber India dan Cina.