Sultanate Institute menerbitkan buku Perdagangan Maritim Dunia Islam di Pantai Barat Sumatra Abad I-IV H/VII–X M yang ditulis oleh Abu Bakar Said dan Ery Soedewo. Dalam perjalanannya, Sultanate Institute juga telah menerbitkan sejumlah karya yang memposisikan Indonesia dalam lintas peradaban dunia, antara lain Keajaiban Negeri Emas Zabaj: Indonesia dalam Catatan Dunia Islam Masa Abbasiyah dan Kafur: Bahan Aromatika Alami Asal Indonesia untuk Dunia Islam Masa Umayyah dan Abbasiyah (Abad ke-7–13 M).
Buku-buku tersebut merupakan bagian dari ikhtiar berkelanjutan dalam memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang sejarah maritim dan peradaban Islam di kawasan Nusantara. Khususnya karya-karya sejarah yang tidak hanya menyajikan narasi, tetapi juga menyusun kembali data-data sejarah berbasis riset yang belum banyak ditulis, diantaranya peran signifikan masyarakat Nusantara dalam jaringan peradaban global sebelum masa kesultanan pada abad ke-13 M. Buku-buku tersebut diterbitkan sebagai bagian dari komitmen Sultanate Institute dalam rangka menghasilkan karya-karya akademik berkualitas yang bertumpu pada penelitian, terutama dalam bidang arkeologi dan sejarah.
Buku Perdagangan Maritim Dunia Islam di Pantai Barat Sumatra Abad I-IV H/VII–X M adalah buku yang menjelaskan tentang sejarah dampak aktivitas komersial dan interaksi ekonomi melalui globalisasi maritim di Samudra Hindia. Secara khusus buku ini mengambil titik fokus sejarah perdagangan Dunia Islam dengan kawasan pesisir barat Sumatra dengan Dunia Islam Abad I-IV H/7-10 M.
Buku ini menyuguhkan uraian beragam data arkeologis beserta intepretasi kesejarahannya, yang diperoleh sebagai hasil sintesis atas tinjauan studi literatur beserta laporan penelitian arkeologis khususnya di kawasan pesisir Barat Sumatra. Bukti-bukti ini ditunjukkan dengan temuan artefaktual yang melimpah dan beragam di antaranya ragam koin Arab-Sasaniyah, koin berinskripsi Arab masa Daulah Umawiyah dan Abbasiyah, keramik, kaca, manik-manik, logam, alat-alat medis, fragmen kayu kapal, dan tali ijuk dengan beragam simpul, dan artefak
berinskripsi Arab lainya.
Buku ini menunjukan keterlibatan awal dan aktif Sumatra dalam perdagangan maritim dunia disebabkan oleh posisi geografinya dengan Selat Malaka dan Selat Sunda yang menghubungkan Samudra Hindia (Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan) dengan kawasan Asia Timur hingga Pasifik. Aktivitas maritim yang dinamis telah mendukung kota-kota pelabuhan di Sumatra untuk terhubung dengan jaringan perdagangan global, yang secara organik membentuk interaksi budaya yang kompleks antara para pedagang asing dan masyarakat lokal.
Perdagangan maritim lintas benua memberikan pertumbuhan ekonomi dengan merangsang pertumbuhan pasar, produktivitas, dan pasokan bahan baku di kota-kota yang dilaluinya. Bahkan, kota-kota dunia Islam di sepanjang rute perdagangan lintas benua ini khususnya di kawasan Samudra Hindia mendapat manfaat dari stimulus perdagangan dengan cara yang tentu saja meningkatkan kemakmuran masyarakatnya dan bahkan menguntungkan perekonomian Dunia Islam secara keseluruhan. Pertumbuhan kota-kota pelabuhan di Sumatra pun tidak bisa dilepaskan dari aktivitas perdagangan di kawasan Samudra Hindia.
Buku ini berupaya menekankan pentingnya jaringan perdagangan maritim antara Muslim dari Jazirah Arab dan Teluk Persia, hingga ke China sejak pertengahan abad ke-7 M. Sejak awal abad ke-7 M, Islam memulai ekspansinya ke wilayah timur melalui perdagangan yang didorong oleh perkembangan Jalur Sutra maritim. Para Pelaut Muslim khususnya dari Jazirah Arab dan Teluk Persia memainkan peran penting dalam membangun koneksi jalur pelayaran dan rute perdagangan rempah-rempah di Sumatra Awal.
Kehadiran kapal-kapal Dhow dari pusat-pusat komersil dunia Islam bukan hanya mengangkut barang mati berupa dagangan, tetapi membawa serta awak kapal dari para pelaut, pedagang dan penumpang yang beraneka ragam sebagai sarana interaksi sosial. Dampak paling signifikan dari terbentuknya interaksi pelayaran dan perdagangan ini hingga terciptanya bandar-bandar pelabuhan menjadi pusat perputaran ekonomi, kemudian berkembang menjadi kota-kota pelabuhan kosmopolitan, yang mengawali terbentuknya globalisasi awal maritim dunia.
Bedah Buku
“Perdagangan Maritim Dunia Islam di Pantai Barat Sumatra Abad I-IV H / VII-X M”
Hari, tanggal : Selasa, 12 Agustus 2025
Pukul: 08.30-13.00 WIB
Tempat : Grand Ballroom Lantai 2, Gedung Widya Graha (BRIN Gatot Subroto)
Hybrid melalui Zoom Meeting dan Live Youtube BRIN
Keynote Speaker dan Sambutan:
Dr. Herry Jogaswara, M. A. (Kepala Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra BRIN)
Moderator:
Dr. Irfan Mahmud (Kepala Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN)
Narasumber:
– Abu Bakar (Founder Sultanate Institute, Penulis Buku)
– Dr. Ery Soedewo (Penulis Buku dan Arkeolog Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, Maritim, dan Budaya Berkelanjutan BRIN)
Pembedah:
– Prof. Jajat Burhanuddin, M. A. (Guru Besar Ilmu Sejarah FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
– Sonny C. Wibisono, MA, DEA (Arkeolog Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN)
Pendaftaran melalui tautan berikut
https://bit.ly/PerdaganganMaritim