Abu Al-Qasim Ubaidullah bin Ahmad bin Khurdadhbih, seorang sejarawan, geografer, dan penulis sastra berbangsa Persia. Tidak diketahui secara pasti kapan lahir dan wafatnya, hanya saja Haji Khalifah menyebut tanggal wafatnya yaitu 300 H/912 M. Kakeknya, Khurdadhbih, seorang majusi yang masuk Islam lantaran ajakan keluarga Barmak. Pada awal abad ke-9 masehi, selama menjabat sebagai gubernur Thabaristan, bapaknya menorehkan beberapa prestasi. Lantaran ini, keluarganya menjalin kedekatan dengan Khalifah Al-Mu’tamid Al-Abbasi (256-279 H/870-892 M). Puncaknya, Al-Mu’tamid mengangkatnya untuk menjabat sebagai kepala jawatan pos di provinsi Al-Jibal.
Posisi ini yang kemudian memudahkannya menulis kitabnya tersebut, Al-Masalik wa Al-Mamalik, dalam rangka memenuhi permintaan seorang pangeran Abbasi. Dibuat dalam dua draft, De Goeje berpendapat jika draft pertama selesai paling tidak pada tahun 232 H/842 M, sementara draft kedua selesai pada tahun 272 H/885 M. Tidak ada draft sempurna yang sampai kepada kita. Cetakan kitab yang ada didasarkan pada dua manuskrip ringkasan kitab, yang ditulis belakangan.
Adalah De Goeje, orientalis Belanda, yang pertama kali menerbitkan kitab ini dalam kumpulan rujukan berjudul Bibliotheca Geographorum Arabicorum menyertakan teks Arab bersama dengan kata pengantar dan terjemahan berbahasa Perancis pada tahun 1889. Teks Arab tersebut lalu dijadikan dasar dalam terbitan-terbitan berbahasa Arab seperti yang diterbitkan oleh Maktabah Al-Mutsanna, Baghdad, dan Dar Ihya Al-Turath Al-Arabi, Beirut.
Al-Masalik wa Al-Mamalik merupakan salah satu sumber yang dijadikan rujukan oleh Al-Idrisi dalam menulis Nuzhat Al-Mushtaq. Dalam Mu’jam Al-Buldan, Yaqut Al-Hamawi juga menukil dari kitab tersebut. Demikian juga Al-Fairuzabadi dalam Al-Qamus Al-Muhith, Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah dan Tarikh-nya, Ibnu Hajar Al-’Asqalani dalam Fath Al-Bari, Al-Qalqashandi dalam Shubh Al-A’sya dan sekian banyak penulis lainnya.
Terjemahan pertama yang diketahui adalah terjemahan berbahasa Perancis yang diterbitkan oleh De Goeje pada tahun 1889. Kemudian pada tahun 2017, Arsyad Mokhtar menerjemahkannya ke dalam Bahasa Melayu dan diterbitkan oleh Geroda Merah.
Kalah dalam Deskripsi Al-Masalik Wa Al-Mamalik
Dari pulau Nikbalus (Nikobar) ke Pulau Kalah menempuh perjalanan 6 hari. Kalah ini adalah pusat Kerajaan Jabah Hindi. Di sana terdapat tambang timah putih (ar: qala’i) dan hutan rotan.
Zabaj dalam Deskripsi Al-Masalik Wa Al-Mamalik
Sedangkan raja Zabij digelari Maharaja. Di kerajaannya ada sebuah pulau yang disebut Barthayil. Sepanjang malam terdengar suara genderang dan nyanyian dari pulau itu. Para pelaut mengklaim jika dajjal berasal dari pulau itu. Setiap hari, pajak yang terkumpul di tangan Maharaja ini mencapai dua ratus man emas. Sang Maharaja lalu melebur emas itu menjadi sebuah batangan dan meletakkannya di air. Tumpukan emas batangan di air itu adalah baitul malnya.