No Result
View All Result
Sultanate Institute
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
No Result
View All Result
Sultanate Institute
No Result
View All Result

Sultanate Institute Presentasikan Kota-Kota Pelabuhan di Sumatra Abad 9-15 M dan Interaksi Terawal Dunia Islam dengan Nusantara di IFSR 2022

Editor by Editor
9 Juli 2024
in Activity
0
Sultanate Institute Presentasikan Kota-Kota Pelabuhan di Sumatra Abad 9-15 M dan Interaksi Terawal Dunia Islam dengan Nusantara di IFSR 2022

Presentasi IFSR 2022 melalui Zoom Meeting, 20-23 September 2022.

Share on FacebookShare on TwitterShare on Twitter

Pulau Sumatra merupakan gerbang pintu masuk bagi arus lalu lintas pelayaran dan perdagangan maritim ke Kepulauan Nusantara atau yang seringkali dikenal sebagai ‘Lands Below the Wind’ dalam sumber-sumber sejarah kolonial dan ‘Bilad Al-Jawi´ dalam sumber literatur Arab.

Pulau Sumatra memiliki posisi yang strategis berdasarkan letak geografisnya dengan keberadaan Selat Malaka dan Selat Sunda. Perairan kedua selat ini menghubungkan kawasan Samudra Hindia dengan Timur Jauh dan Samudra Pasifik.

Dengan posisi strategis ini, memungkinkan Pulau Sumatra tumbuh sebagai lokasi singgah para pelayar dan pedagang mancanegara. Seiring dengan interaksi global, komunitas masyarakat pesisir di Pulau Sumatra juga tumbuh dengan tradisi dan budaya Bahari. Pengaruh kebudayaan yang dibawa oleh para pelayar terhubung dengan pengetahuan lokal sehingga menghasilkan bentuk-bentuk kosmopolitanisme.

Salah satu pengaruh yang intens seiring dengan pertumbuhan kota-kota pelabuhan di sepanjang pesisir Pulau Sumatra ialah aktivitas pelayaran dan perdagangan maritim yang dilakukan oleh para pelaut muslim dari kawasan Dunia Islam di Teluk Persia.

Para pelaut muslim yang tak lain juga ilmuwan geografi dan kertografi masyhur abad pertengahan mengarungi Samudra Hindia hingga sampai di kawasan-kawasan pesisir Pulau Sumatra. Arus migrasi yang disertai pertukaran barang tersebut berlangsung seiring dengan lama perjalanan berdasarkan perubahan arah angin yang menggerakkan kapal-kapal mereka.

Dalam proses interaksi budaya inilah tumbuh kota-kota pelabuhan dengan corak kosmopolit di sepanjang kawasan pesisir Pulau Sumatra. Bukti-bukti keberadaan sejumlah kota pelabuhan masa lampau tersebut merupakan kekayaan warisan budaya dan identitas sejarah yang melekat dengan masyarakat Nusantara.

Salah satu bandar kota pelabuhan tersebut ialah Situs Bongal, di Desa Jago-Jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Situs Bongal merupakan situs cagar budaya di Teluk Tapian Nauli (Tapanuli) pesisir barat Sumatra, yang mengungkap keberadaan kota pelabuhan masa lampau berdasarkan temuannya yang berasal dari Asia Barat (Dunia Islam), Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur.

Situs Bongal juga berkaitan erat dengan historiografi Islam di Indonesia, yang menunjukkan bukti interaksi tertua Nusantara dengan Peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Kajian inilah yang dijelaskan oleh Sultanate Institute dalam presentasinya di International Forum on Spice Route (IFSR) 2022 dengan judul “Early Contacs of the Islamic World in the West Coast of Sumatra 7-10th Century: Case Study of Artifact Findings at the Bongal Site”.

Presentasi IFSR 2022 melalui Zoom Meeting, 20-23 September 2022.

Selain bukti-bukti arkeologis yang dapat kita temukan, terdapat pula sumber-sumber dokumen historis yang menyebutkan keberadaan kota-kota pelabuhan yang eksis di sepanjang pesisir Pulau Sumatra. Sumber-sumber tersebut dapat kita temukan dalam catatan perjalanan dan keterangan geografi para pelayar Arab abad 9-15 M.

Tibbets menjelaskan bahwa sumber-sumber dokumen historis catatan pelayaran Arab merupakan dokumen berharga untuk memahami rute maritim Samudra Hindia abad pertengahan. Catatan pelayaran Arab tersebut mengisi kekosongan dalam narasi sejarah seperti catatan perjalanan dan karya-karya navigasi merupakan sumber primer.

Pelayaran Islam adalah salah satu peradaban yang menaruh dampak penting di kawasan ini selama abad pertengahan. Sejak awal kemunculannya pada abad ke-7 M para pelayar muslim dari Arab dan Teluk Persia memainkan peran penting dalam pelayaran Samudera Hindia.

Andre Wink memberikan uraian tentang Samudera Hindia dalam konteks periodisasi. Uraian ini hendak memeriksa peranan utama Islam di Samudera Hindia sepanjang abad pertengahan. Dominasi para pelayar Islam dari Arab dan Teluk Persia diakui mendorong capaian perkembangan aktivitas maritim dunia.

Para pelayar muslim mampu membentuk jaringan rute perlayaran terjauh saat itu, yang menghubungkan antara Teluk Persia dengan Cina. Melalui capaian ini, secara beriringan Islam tersebar berinteraksi dengan kebudayaan-kebudayaan lain di kawasan Samudera Hindia.

Wink menunjuk bentuk-bentuk peradaban masyarakat hasil pengaruh Islam di kawasan ini dengan Indo-Islamic World. Ia bahkan menjuluki kawasan Samudera Hindia masa abad pertengahan sebagai Arab Mediterranean, untuk menunjukkan kekuatan pengaruh Islam di kawasan perairan ini.

Para pelayar muslim datang dari pusat-pusat pelayaran di Teluk Persia, Oman, Yaman, Hadramaut, atau Pesisir Arab Selatan secara umum. Mereka berlayar menyusuri lautan di sepanjang pesisir India. Dari sana para pelayar muslim melanjutkan perjalanan melalui Selat Bengal hingga mencapai Kanton, Cina.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah lokasi pemukiman muslim di Malabar dan di sepanjang pesisir selatan India hingga Sri Lanka. Memasuki abad ke-10 M pemukiman muslim di India semakin meluas menjangkau kawasan pesisir utaranya seperti di Gujarat dan Konkan.

Hourani menyebut pelayaran yang berlangsung antara Teluk Persia dengan Cina selama abad pertengahan merupakan capaian rute pelayaran terjauh, sebelum kemunculan pelayaran Eropa abad ke-16 M.

Perkembangan wilayah Islam sejak awal kemunculannya berhasil mengambil alih lokasi-lokasi strategis yang sebelumnya dikuasai oleh Sassaniyah Persia. Sejumlah lokasi strategis di Teluk Persia tersebut berhasil mendorong laju ekonomi, hingga mampu membentuk jaringan niaga yang terhubung hingga ke Cina.

Berdasarkan sumber dokumen historis catatan pelayaran Arab abad 9-15 M, setidaknya terdapat 16 bandar pelabuhan di Sumatra. Di antaranya Fansur, Balus, Kalah, Lamuri, Sarirah, Pedir, Syumathra, Medan, Aru, Rokan, Indragiri, Palembang, Singkel, Pariaman, Minangkabau dan Indrapura.

Presentasi IFSR 2022 melalui Zoom Meeting, 20-23 September 2022.

Kota-kota pelabuhan dalam rute pelayaran dan perdagangan maritim di Sumatra berdasarkan catatan pelayaran Arab ini dipresentasikan pula oleh Sultanate Institute dalam IFSR 2022 dengan judul “Sumatra’s Port Cities in World Maritime Trades According to Arabic Literature 9-15th Century”.

International Forum on Spice Route (IFSR) merupakan pertemuan ilmiah para akademisi dan peneliti dalam mendiskusikan hasil penelitiannya tentang Sejarah Jalur Rempah yang diselenggarakan oleh Negeri Rempah Foundation dan Pusat Riset Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Previous Post

Kurun Niaga Asia Tenggara: Antara Pesisir Timur dan Barat Sumatra

Next Post

Sultanate Institute Presentasikan Museum Fansuri Situs Bongal di IFSR 2023

Editor

Editor

Related Posts

Sultanate Institute Menyerahkan Laporan Hasil Peneltian Situs Bongal ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatra Utara
Activity

Sultanate Institute Menyerahkan Laporan Hasil Peneltian Situs Bongal ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatra Utara

6 Mei 2025
3rd Spiced Islam International Conference: Material Culture and Commodities in the Indian Ocean World, 7th to 13th Centuries
Activity

3rd Spiced Islam International Conference: Material Culture and Commodities in the Indian Ocean World, 7th to 13th Centuries

11 Maret 2025
Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri dalam rangka Konservasi Situs Bongal
Activity

Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri dalam rangka Konservasi Situs Bongal

19 Februari 2025
Perdagangan Maritim Global Samudra Hindia Abad 7-10 M: Diskusi dan Presentasi di Indian Ocean World Archaeology Conference 2024
Activity

Perdagangan Maritim Global Samudra Hindia Abad 7-10 M: Diskusi dan Presentasi di Indian Ocean World Archaeology Conference 2024

11 Januari 2025
Kunjungan Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN
Activity

Kunjungan Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN

6 Desember 2024
Kunjungan Arkeolog Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN
Activity

Kunjungan Arkeolog Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN

5 Desember 2024
Next Post
Sultanate Institute Presentasikan Museum Fansuri Situs Bongal di IFSR 2023

Sultanate Institute Presentasikan Museum Fansuri Situs Bongal di IFSR 2023

POPULAR

Sultanate Institute Menyerahkan Laporan Hasil Peneltian Situs Bongal ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatra Utara

Sultanate Institute Menyerahkan Laporan Hasil Peneltian Situs Bongal ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatra Utara

6 Mei 2025
Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

9 April 2025
Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’

Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’

5 April 2025
Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram

Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram

2 April 2025
3rd Spiced Islam International Conference: Material Culture and Commodities in the Indian Ocean World, 7th to 13th Centuries

3rd Spiced Islam International Conference: Material Culture and Commodities in the Indian Ocean World, 7th to 13th Centuries

11 Maret 2025
Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri dalam rangka Konservasi Situs Bongal

Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri dalam rangka Konservasi Situs Bongal

19 Februari 2025
Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa

Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa

12 Februari 2025
Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi

Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi

3 Februari 2025
Batu Nisan Al-Malik Ash-Shalih: Sultan Pertama Samudra Pasai

Fakta Sejarah Kesultanan Samudera Pasai/Syumuttrah Pasai: Nisan para Sultan, Panglima, dan Pemuka Dinasti Abbasiyah

31 Januari 2025
Pengaruh Kesultanan Demak sebagai Negara Maritim

Pengaruh Kesultanan Demak sebagai Negara Maritim

24 Januari 2025

Sultanate Institute. All Right Reserved

  • Profile
  • About Us
  • Contact Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan