Sultanate Institute menyelenggarakan Workshop Konservasi Artefak dalam rangka upaya pelestarian berkelanjutan Situs Bongal pada Rabu (23/04/2025) di Jakarta. Mengundang Ketua Tim Laboratorium Konservasi Museum dan Cagar Budaya/Indonesian Heritage Agency (IHA) Dr. Nahar Cahyandaru, workshop ini bertujuan untuk menata sekaligus meningkatkan kualitas perawatan koleksi artefak temuan Situs Bongal yang beragam dan kompleks.
Hal ini dalam rangka mendukung upaya pelestarian Situs Bongal yang berkelanjutan. Perawatan terhadap temuan artefak merupakan langkah penting dalam melestarikan warisan budaya masa lampau, sebab nilai kesejarahan yang terkandung merupakan pengetahuan yang penting bagi masa depan dan generasi mendatang.
Ekskavasi Situs Bongal menghasilkan beragam temuan yang kompleks meliputi fragmen kayu kapal, ragam artefak berbaham logam, gerabah, tembikar berglasir Dunia Islam asal Timur Tengah (Islamic Turquoise Glaze), kaca, keramik Cina, kayu nibung (Oncosperma tigillarium), tali ijuk aren (Arenga pinnata), manik-manik, resin kapur (Dryobalanops aromatica), meranti (Shorea spp.), pala (Myristica fragrans), kemiri (Aleurites moluccanus), kapulaga (Amomum caompactum), serta keluwak/kepahyang/pucung (Pangium edule).

Selain artefak yang ditemukan dalam proses ekskavasi, ditemukan pula artefak oleh masyarakat setempat. Dalam rangka pelestariannya, didirikan Museum Abad Satu Hijriyah dan Museum Fansuri Situs Bongal. Kedua museum ini juga menjadi pusat konservasi dan edukasi sejarah maritim awal Islam di kawasan pesisir barat Sumatra.
Dengan terlaksananya workshop konservasi temuan artefak Situs Bongal, harapannya upaya konservasi artefak semakin baik dan optimal. Terlebih upaya konservasi juga membutuhkan pendekatan multidisipliner serta standar nasional.
Konservasi artefak temuan Situs Bongal merupakan bagian dari rangkaian proses pelestarian berkelanjutan Situs Bongal secara menyeluruh. Melalui kegiatan workshop konservasi, upaya pencegahan kerusakan artefak dapat dihindarkan sehingga dapat memberi manfaat dan dampak bagi publik dan masyarakat luas.
Langkah pelestarian berkelanjutan serta penelitian lanjutan terhadap Situs Bongal merupakan bentuk komitmen dalam menyampaikan pengetahuan serta pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya bagi publik.
Upaya ini juga harus dilalui dengan kerja sama dan kolaborasi bersama komunitas masyarakat serta para pemangku kepentingan terkait.