Sultanate Institute dalam upaya pelestarian berkelanjutan Situs Bongal, menyelenggarakan Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri pada Senin-Selasa (17-18/02/2025).
Workshop ini dalam rangka pelestarian warisan budaya Situs Bongal yaitu melalui konservasi kawasan hutan aromatik yang selanjutnya dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal berbasis masyarakat.
Menghadirkan narasumber dari Pusat Riset Botani Terapan BRIN Dr. Aswandi Annas dan Cut Rizlani Kholibrina, Sultanate Institute merumuskan dasar kajian dan langkah implementasi teknologi pengolahan produk aromatika dan medis berbasis minyak atsiri.
Hal ini penting bagi pelestarian Situs Bongal yang berkelanjutan. Kawasan hutan di bukit Situs Bongal sejak abad ke-7 M telah dikenal sebagai lokasi penghasil komoditas kapur (Dryobalanops aromatica) terbaik.
Tanaman pohon kapur inilah yang merupakan salah satu jenis terbaik minyak atsiri yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan baik produk aromatika maupun medis. Para pelayar mancanegara singgah ataupun bertujuan ke Situs Bongal untuk mencari resin yang dihasilkan pohon kapur tersebut.

Menurut pemaparan materi Dr. Aswandi Annas, hutan Sumatra Utara dan sebagai Kalimantan merupakan kawasan endemik pohon kapur, yang tersebar mulai dari Situs Bongal, Barus, Singkil, PhakPhak Barat, dan lokasi lainnya. Tanaman ini berbeda dengan yang berasal dari Cina.
Pohon kapur kini semakin terbatas jumlahnya di seluruh kawasan hutan Sumatra Utara. Begitupun dengan di Situs Bongal, pohon kapur sangat terbatas tersisa 2 hingga 3 pohon di salah satu lahan perkebunan milik warga setempat (Desa Jago-jago) yang lokasinya juga cenderung sulit diakses.
Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri ini setidaknya menyasar dua tujuan. Pertama, upaya penanaman kembali sekaligus budidaya pohon kapur atau tanaman lain yang dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri. Hal ini dilakukan dalam rangka pelestarian Situs Bongal melalui rekonstruksi budaya serta pemanfaatannya di masa kini dan masa mendatang.
Kedua, upaya implementasi teknologi pengolahan minyak atsiri menjadi produk aromatik atau medis yang dapat berdampak pada pengembangan dan peningkatan ekonomi lokal berbasis masyarakat.
Workshop ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian proses pelestarian berkelanjutan di Situs Bongal. Harapannya langkah dapat mendukung pelestarian berkelanjutan tersebut melalui konservasi hutan aromatik, rekonstruksi budaya serta pemanfaatan warisan budaya dengan keterlibatan masyarakat.