Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti adalah seorang geografer dan kartografer muslim abad ke-12 M. Ia lahir di Ceuta, Afrika Utara pada 493 H/1100 M. Ceuta merupakan kawasan eksklave Spanyol yang terletak di Afrika Utara di kawasan Pesisir Laut Mediterania dekat Selat Gibraltar. Geografer yang juga akrab dikenal Al-Idrisi disebut merupakan seorang keturunan Nabi Muhammad, sehingga ia memiliki gelar “al-Sharif”. Bagi kalangan ilmuwan barat Al-Idrisi seringkali dikenal dengan “Drises”. Ia tinggal di Sisilia, di Kawasan Italia Selatan tepatnya di Palermo dan meninggal pada tahun 1160 M.
Al-Idrisi menimba ilmu di Cordoba dan memulai penjelajahannya pada usianya menginjak enam belas tahun mengunjungi Kawasan Asia Kecil. Perjalanannya itu dilanjutkan hingga ke pesisir atau pantai selatan Prancis, kemudian mengunjungi Inggris, Spanyol, hinigga Maroko. Pada tahun 1138 Al-Idrisi diminta oleh Roger II, penguasa Sisilia berdarah Norman untuk menggambarkan peta untuk kepentingan politiknya. Maka lahir karya Al-Idrisi yang dikenal dengan “Tabula Rogeriana”. Sebuah peta yang menggambarkan kawasan Eropa dan Afrika Utara. Melalui kartografinya ini, Al-Idrisi disebut sebagai sosok utama penemu bola dunia yang kini kita kenal “globe”.
Tahun 1154, Al-Idrisi menyelesaikan karyanya Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq. Buku yang juga disebut “Book of Roger” ini merupakan gabungan pengetahuan mengenai Afrika, Samudera Hindia, dan Timur Jauh yang dikumpulkan oleh pedagang dan penjelajah muslim, disertai keterangan yang didapatnya melalui pelayar Norman. Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq memuat keterangan-keterangan tentang pengetahuan geografi dan sosiologi.
Gambaran keterangan geografi Al-Idrisi dalam Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq merupakan sebuah perkembangan dari karya-karya sebelumnya. Seperti peta-peta yang dibuat pada masa kepemimpinan khalifah ketujuh Daulah Abbasiyah Al-Ma’mun (813-833 M). Meskipun peta-peta tersebut tidak lagi dapat ditemukan, namun Al-Mas’udi menyebutnya sebagai peta terindah dari peta-peta yang ia miliki. Dimana Al-Mas’udi juga memperhatikan peta geografi milik Ptolemy yang memuat keterangan mengenai nama-nama laut dan sungai.
S. Maqbul Ahmad dalam Cartography of al-Sharif al-Idrisi menyebut peta yang lain yang lebih awal yang mempengaruhi perkembangan karya Al-Idrisi adalah karya Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (232 H/847 M). Peta Al-Khawarizmi ini telah direkonstruksi berdasarkan pula keterangan-keterangan pada manuskrip karyanya Kitab Surat al-Ard. Karya Al-Khawarizmi ini menunjukkan kedekatan dengan peta geografi Ptolemy ketika dilakukan komparasi. Namun Al-Khawarizmi memberikan keterangan yang lebih terperinci dan melakukan koreksi terhadap karya Ptolemy.
Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq juga disebut buah karya yang dipengaruhi oleh tradisi geografi Ptolemy. Dimana deskripsi geografi tersebut dijelaskan melalui pembagian tujuh iklim dan setiap iklim dibagi lagi menjadi sepuluh bagian. Uraian kemudian dilengkapi dengan penjelasan kondisi fisik, budaya, politik, dan sosial ekonomi.
Medieval Islamic Civilization An Encyclopedia juga menyebut pengaruh tradisi Ptolemy dalam karya Al-Idrisi. Ia membagi dunia menjadi tujuh bagian iklim (latitudinal) dan sepuluh bagian longitudinal. Pembagian tersebut kemudian digambarkan dengan deskripsi geografis penting dari setiap bagian, yaitu kota, sungai, gunung, laut, dan pulau. Al-Idrisi juga disebut memperluas investarisasi geografi abad pertengahan dengan beragam toponimi terbaru. Kartografi Al-Idrisi juga memuat keterangan rencana perjalanan dengan penjelasan jarak menggunakan satuan farsakh dan hari pelayaran.
Karya Al-Idrisi memberikan pengenalan pada bentuk peta baru. Pengaruhnya dapat dilacak pada karya-karya sejarawan maupun geografer muslim selanjutnya. Beberapa diantaranya dapat disebut yaitu Ali ibn Musa ibn Sa’id Al-Maghribi. Karyanya Bast al-Ard fi Tuliha wa al-‘Ard mencerminkan pengaruh Al-Idrisi, yang menggambarkan petanya berdasarkan pembagian iklim. Tradisi ini diwariskan pula pada geografer dan kartografer lainnya. Ibn Sa’id Al-Maghribi juga menggabungkan pengaruh Al-Idrisi, Al-Khawarizmi dan Ptolemy dalam Al-Jughrafiya.
Pengaruh lain terdapat pada karya-karya sejarah Ibnu Khaldun. Dimana peta dan keterangan geografis Al-Idrisi menjadi sumber penjelasan sejarahnya. Keterangan-keterangan mengenai laut dan sungai diambil dari karangan Book of Roger Al-Idrisi. Begitupun dengan gunung, lembah, maupun laut juga diambil dari Al-Jughrafiya.
Al-Idrisi juga mewarisi pengaruh geografi dan kartografinya di Eropa, dimana karyanya juga disalin kembali dalam beberapa bahasa. Sebuah ringkasan inti Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq diterbitkan di Roma pada 1592 untuk pertama kalinya. Kemudian diterjemahkan dalam bahasa latin dan diterbitkan pada tahun 1619. Abad ke-19 karya tersebut diteliti kembali oleh para peneliti Barat, dimana Jaubert menerjemahkannya dalam Bahasa Perancis dan diterbitkan dengan judul Geographie d’Edrisi. Penerbitan lain karya Al-Idrisi dilakukan Istituto Universitario Orientale di Napoli berjudul Opus Geographicum.
Al-Idrisi termasuk dalam jajaran kelahiran geografer dan kartografer muslim abad pertengahan. Pengaruhnya besar bagi geografer maupun sejarawan muslim selanjutnya. Kalangan peneliti Barat pun melakukan sejumlah pekerjaan penerjemahan maupun penerbitan ulang karya Al-Idrisi. Namanya juga masyhur memberikan sentuhan pembaharuan dalam kartografi dunia abad pertengahan