Sultanate Institute
  • Tombstones
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
  • Expeditions
  • Manuscripts
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Activities
  • Islamic Civilization
  • Books
No Result
View All Result
  • Tombstones
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
  • Expeditions
  • Manuscripts
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Activities
  • Islamic Civilization
  • Books
No Result
View All Result
Sultanate Institute
No Result
View All Result

Al-Idrisi Geografer Berpengaruh Abad Pertengahan

Editor by Editor
15 Juni 2022
in Islamic Civilization
0
Al-Idrisi Geografer Berpengaruh Abad Pertengahan
Share on FacebookShare on TwitterShare on Twitter

Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti adalah seorang geografer dan kartografer muslim abad ke-12 M. Ia lahir di Ceuta, Afrika Utara pada 493 H/1100 M. Ceuta merupakan kawasan eksklave Spanyol yang terletak di Afrika Utara di kawasan Pesisir Laut Mediterania dekat Selat Gibraltar. Geografer yang juga akrab dikenal Al-Idrisi disebut merupakan seorang keturunan Nabi Muhammad, sehingga ia memiliki gelar “al-Sharif”. Bagi kalangan ilmuwan barat Al-Idrisi seringkali dikenal dengan “Drises”. Ia tinggal di Sisilia, di Kawasan Italia Selatan tepatnya di Palermo dan meninggal pada tahun 1160 M.

Al-Idrisi menimba ilmu di Cordoba dan memulai penjelajahannya pada usianya menginjak enam belas tahun mengunjungi Kawasan Asia Kecil. Perjalanannya itu dilanjutkan hingga ke pesisir atau pantai selatan Prancis, kemudian mengunjungi Inggris, Spanyol, hinigga Maroko. Pada tahun 1138 Al-Idrisi diminta oleh Roger II, penguasa Sisilia berdarah Norman untuk menggambarkan peta untuk kepentingan politiknya. Maka lahir karya Al-Idrisi yang dikenal dengan “Tabula Rogeriana”. Sebuah peta yang menggambarkan kawasan Eropa dan Afrika Utara. Melalui kartografinya ini, Al-Idrisi disebut sebagai sosok utama penemu bola dunia yang kini kita kenal “globe”.

Tahun 1154, Al-Idrisi menyelesaikan karyanya Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq. Buku yang juga disebut “Book of Roger” ini merupakan gabungan pengetahuan mengenai Afrika, Samudera Hindia, dan Timur Jauh yang dikumpulkan oleh pedagang dan penjelajah muslim, disertai keterangan yang didapatnya melalui pelayar Norman. Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq memuat keterangan-keterangan tentang pengetahuan geografi dan sosiologi.

Gambaran keterangan geografi Al-Idrisi dalam Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq merupakan sebuah perkembangan dari karya-karya sebelumnya. Seperti peta-peta yang dibuat pada masa kepemimpinan khalifah ketujuh Daulah Abbasiyah Al-Ma’mun (813-833 M). Meskipun peta-peta tersebut tidak lagi dapat ditemukan, namun Al-Mas’udi menyebutnya sebagai peta terindah dari peta-peta yang ia miliki. Dimana Al-Mas’udi juga memperhatikan peta geografi milik Ptolemy yang memuat keterangan mengenai nama-nama laut dan sungai.

S. Maqbul Ahmad dalam Cartography of al-Sharif al-Idrisi menyebut peta yang lain yang lebih awal yang mempengaruhi perkembangan karya Al-Idrisi adalah karya Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (232 H/847 M). Peta Al-Khawarizmi ini telah direkonstruksi berdasarkan pula keterangan-keterangan pada manuskrip karyanya Kitab Surat al-Ard. Karya Al-Khawarizmi ini menunjukkan kedekatan dengan peta geografi Ptolemy ketika dilakukan komparasi. Namun Al-Khawarizmi memberikan keterangan yang lebih terperinci dan melakukan koreksi terhadap karya Ptolemy.

Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq juga disebut buah karya yang dipengaruhi oleh tradisi geografi Ptolemy. Dimana deskripsi geografi tersebut dijelaskan melalui pembagian tujuh iklim dan setiap iklim dibagi lagi menjadi sepuluh bagian. Uraian kemudian dilengkapi dengan penjelasan kondisi fisik, budaya, politik, dan sosial ekonomi.

Peta Al-Idrisi. Sumber muslimheritage.com

Medieval Islamic Civilization An Encyclopedia juga menyebut pengaruh tradisi Ptolemy dalam karya Al-Idrisi. Ia membagi dunia menjadi tujuh bagian iklim (latitudinal) dan sepuluh bagian longitudinal. Pembagian tersebut kemudian digambarkan dengan deskripsi geografis penting dari setiap bagian, yaitu kota, sungai, gunung, laut, dan pulau. Al-Idrisi juga disebut memperluas investarisasi geografi abad pertengahan dengan beragam toponimi terbaru. Kartografi Al-Idrisi juga memuat keterangan rencana perjalanan dengan penjelasan jarak menggunakan satuan farsakh dan hari pelayaran.

Karya Al-Idrisi memberikan pengenalan pada bentuk peta baru. Pengaruhnya dapat dilacak pada karya-karya sejarawan maupun geografer muslim selanjutnya. Beberapa diantaranya dapat disebut yaitu Ali ibn Musa ibn Sa’id Al-Maghribi. Karyanya Bast al-Ard fi Tuliha wa al-‘Ard mencerminkan pengaruh Al-Idrisi, yang menggambarkan petanya berdasarkan pembagian iklim. Tradisi ini diwariskan pula pada geografer dan kartografer lainnya. Ibn Sa’id Al-Maghribi juga menggabungkan pengaruh Al-Idrisi, Al-Khawarizmi dan Ptolemy dalam Al-Jughrafiya.

Pengaruh lain terdapat pada karya-karya sejarah Ibnu Khaldun. Dimana peta dan keterangan geografis Al-Idrisi menjadi sumber penjelasan sejarahnya. Keterangan-keterangan mengenai laut dan sungai diambil dari karangan Book of Roger Al-Idrisi. Begitupun dengan gunung, lembah, maupun laut juga diambil dari Al-Jughrafiya.

Al-Idrisi juga mewarisi pengaruh geografi dan kartografinya di Eropa, dimana karyanya juga disalin kembali dalam beberapa bahasa. Sebuah ringkasan inti Nuzhatul Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq diterbitkan di Roma pada 1592 untuk pertama kalinya. Kemudian diterjemahkan dalam bahasa latin dan diterbitkan pada tahun 1619. Abad ke-19 karya tersebut diteliti kembali oleh para peneliti Barat, dimana Jaubert menerjemahkannya dalam Bahasa Perancis dan diterbitkan dengan judul Geographie d’Edrisi. Penerbitan lain karya Al-Idrisi dilakukan Istituto Universitario Orientale di Napoli berjudul Opus Geographicum.

Al-Idrisi termasuk dalam jajaran kelahiran geografer dan kartografer muslim abad pertengahan. Pengaruhnya besar bagi geografer maupun sejarawan muslim selanjutnya. Kalangan peneliti Barat pun melakukan sejumlah pekerjaan penerjemahan maupun penerbitan ulang karya Al-Idrisi. Namanya juga masyhur memberikan sentuhan pembaharuan dalam kartografi dunia abad pertengahan

Previous Post

Peneliti BRIN: Kafur Temuan Penting Situs Bongal, Ungkap Interaksi Pesisir Sumatera dengan Dunia Internasional

Next Post

Peta Dunia Ibnu Hawqal, Geografer Muslim Abad 10 M

Editor

Editor

Related Posts

Bilad al-Jawi dan Pelayaran Samudra Hindia
Islamic Civilization

Bilad al-Jawi dan Pelayaran Samudra Hindia

13 September 2023
Zabaj Negeri Emas: Indonesia dalam Catatan Pelayar Muslim
Islamic Civilization

Zabaj Negeri Emas: Indonesia dalam Catatan Pelayar Muslim

10 Juni 2023
Situs Bongal Mengungkap Bukti-Bukti Perkembangan Teknologi Maritim
Islamic Civilization

Situs Bongal Mengungkap Bukti-Bukti Perkembangan Teknologi Maritim

5 Juni 2023
Arkeo-Filologi Islam: Rekonstruksi Sejarah Muslim Nusantara
Islamic Civilization

Arkeo-Filologi Islam: Rekonstruksi Sejarah Muslim Nusantara

19 Mei 2023
Situs Bongal, Jejak Arkeologi Jalur Rempah di Pantai Barat Sumatra Abad 7-10 M dan Konservasi Kawasan Hutan & Perlindungan Kawasan Situs Bongal Menuju Cagar Budaya Nasional dan Situs Warisan Dunia
Islamic Civilization

Situs Bongal, Jejak Arkeologi Jalur Rempah di Pantai Barat Sumatra Abad 7-10 M dan Konservasi Kawasan Hutan & Perlindungan Kawasan Situs Bongal Menuju Cagar Budaya Nasional dan Situs Warisan Dunia

12 Mei 2023
Textcavation: Pendekatan Arkeologi-Filologi dalam Penelitian Sejarah
Islamic Civilization

Textcavation: Pendekatan Arkeologi-Filologi dalam Penelitian Sejarah

26 April 2023
Next Post
Peta Dunia Ibnu Hawqal, Geografer Muslim Abad 10 M

Peta Dunia Ibnu Hawqal, Geografer Muslim Abad 10 M

POPULAR

Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah Gelar Pameran Peradaban Islam Indonesia Abad 1 Hijriyah di Islamic Book Fair 2023

Sultanate Institute dan Museum Abad Satu Hijriyah Gelar Pameran Peradaban Islam Indonesia Abad 1 Hijriyah di Islamic Book Fair 2023

5 Oktober 2023
Pameran Peradaban Islam di Indonesia Abad 1 Hijriyah Islamic Book Fair 2023

Pameran Peradaban Islam di Indonesia Abad 1 Hijriyah Islamic Book Fair 2023

16 September 2023
Al-Fawaid fi Ushul ‘Ilmi Al-Bahr wa Al-Qawa’id

Al-Fawaid fi Ushul ‘Ilmi Al-Bahr wa Al-Qawa’id

14 September 2023
Bilad al-Jawi dan Pelayaran Samudra Hindia

Bilad al-Jawi dan Pelayaran Samudra Hindia

13 September 2023
Kunjungi Museum: Koleksi Artefaktual Museum Abad Satu Hijriyah Bukti Penting Interaksi Nusantara dengan Dunia Islam

Kunjungi Museum: Koleksi Artefaktual Museum Abad Satu Hijriyah Bukti Penting Interaksi Nusantara dengan Dunia Islam

8 Agustus 2023
Museum Abad Satu Hijriyah Memberi Penjelasan Lengkap Sejarah Perkembangan Islam

Museum Abad Satu Hijriyah Memberi Penjelasan Lengkap Sejarah Perkembangan Islam

1 Agustus 2023
Ekspedisi Jejak Hubungan Fatahillah dan Kesultanan Pajang

Ekspedisi Jejak Hubungan Fatahillah dan Kesultanan Pajang

26 Juli 2023
Zabaj Negeri Emas: Indonesia dalam Catatan Pelayar Muslim

Zabaj Negeri Emas: Indonesia dalam Catatan Pelayar Muslim

10 Juni 2023
Situs Bongal Mengungkap Bukti-Bukti Perkembangan Teknologi Maritim

Situs Bongal Mengungkap Bukti-Bukti Perkembangan Teknologi Maritim

5 Juni 2023
Museum Fansuri Situs Bongal Ruang Ideal untuk Kerja-Kerja Riset

Museum Fansuri Situs Bongal Ruang Ideal untuk Kerja-Kerja Riset

5 Juni 2023

Sultanate Institute. All Right Reserved

  • Profile
  • About Us
  • Contact Us
No Result
View All Result
  • Tombstones
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
  • Expeditions
  • Manuscripts
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Activities
  • Islamic Civilization
  • Books

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In