No Result
View All Result
Sultanate Institute
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan
No Result
View All Result
Sultanate Institute
No Result
View All Result

Al-Ubullah: Kota Pelabuhan Teluk Persia Pusat Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia

Editor by Editor
20 Desember 2022
in Islamic Civilization
0
Al-Ubullah: Kota Pelabuhan Teluk Persia Pusat Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia

Illustrasi Peta Rute Pelayaran Samudera Hindia. Sumber: George Fadlo Hourani, Arab Seafaring in the Indian Ocean in Ancient and Early Medieval Times

Share on FacebookShare on TwitterShare on Twitter

Al-Ubullah merupakan kota pelabuhan pusat aktivitas pelayaran dan perdagangan maritim di Teluk Persia. Pada masa Islam, al-Ubullah memegang peran sentral sebagai pelabuhan utama para pelayar muslim.

Al-Ubullah juga merupakan salah satu pelabuhan tertua di Teluk Persia. Pelabuhan tua ini berdiri sejak era Dinasti Sassaniyah Persia dan menjadi pelabuhan utama di kawasan Mesopotamia. Khaldoun Khalil Habashneh dalam Strategic Role of Al-Ubulla Port in Trading with Far East Countries during 257-311 AH/870-922 AD menyebut Al-Ubullah berdiri sejak abad ke-4 M.

Pada masa Dinasti Sassaniyah ini, al-Ubullah telah menjadi pelabuhan penting di Teluk Persia yang terhubung dengan Cina. Interaksi perdagangan telah terjalin sejak awal masehi antara Teluk Persia dengan Cina. Orang-orang asal pesisir selatan Jazirah Arab seperti Bahrain, Qatar, dan Oman sejak masa Sassaniyah ini merupakan para pelayar andal telah berlayar mencapai Cina.

Sejarawan muslim berpengaruh al-Thabari menyebut wilayah al-Ubullah pada masa sebelum Islam telah tumbuh sebagai “Farj al-Hind”, yaitu kawasan pintu masuk orang-orang dari Hindia.

Sementara itu al-Baladzuri dalam kitabnya Futuh al-Buldan juga menyebut bahwa pada saat futuhat Islam, al-Ubullah merupakan pelabuhan untuk kapal-kapal dari Cina, India, Oman, dan Bahrain.

Aktivitas pelayaran dan perdagangan semakin berkembang pesat pada masa kekuasaan Islam. Pada masa ini, interaksi yang telah terjalin antara Teluk Persia dengan Cina melalui Samudera Hindia berlangsung kian ramai.

Pembebasan Al-Ubullah

Pada masa Umar bin Khattab, wilayah kekuasaan dan pengaruh dakwah Islam mengalami kemajuan pesat. Upaya futuhat ke wilayah Irak (Mesopotamia) yang berlangsung melalui jalur pesisir pada tahun 14 H/635 M dipimpin oleh Al-‘Ala bin Al-Hadharami selaku gubernur wilayah Bahrain.

Sebagai pemimpin yang berbatasan langsung dengan wilayah Sassaniyah, Al-‘Ala memandang penguasaan pesisir pantai seberang akan sangat memudahkan umat Islam untuk mengamankan Hijaz dari serangan musuh yang diketahui sangat handal jika berperang di wilayah perairan.

Selain sebagai pertahanan, pembebasan wilayah ini juga dinilai akan memberi keuntungan lebih besar jika hendak meneruskan pergerakan pasukan muslim ke wilayah Persia yang lebih jauh.

Ilustrasi Peta Kekuasaan Dinasti Sassaniyah Persia. Sumber: Gana Islamika

Dalam rangka upaya futuhat ini, al-‘Ala selaku Gubernur Bahrain memulainya dengan melakukan ekspansi ke wilayah al-Ubullah. Hal ini mengingat posisi daratan seberang yang tidak terlalu jauh, serta orang-orang Bahrain dikenal sebagai pada pelaut yang andal.

Pasukan al-‘Ala berhasil mendarat di kawasan Istakhr. Namun pergerakan mereka langsung diketahui oleh pasukan Sassaniyah, sehingga pertempuran pun pecah. Pada peperangan yang berlangsung sengit ini, pasukan al-‘Ala mengakhirinya dengan kemenangan.

Upaya futuhat ke kota pelabuhan al-Ubullah ini mendapat tambahan pasukan. Umar Bin Khatab mengutus Utbah bin Ghazwan bersama 300 pasukan dari Madain untuk bergabung dengan al-‘Ala. Tambahan kekuatan militer terus bertambah hingga sampai di ujung Sungai Eufrat pasukan tambahan berjumlah 500 pasukan.

Al-Ubullah berhasil direbut pada Bulan Rajab 14 H/635 M. Penaklukan kota pelabuhan al-Ubullah berperan besar bagi upaya futuhat selanjutnya ke wilayah kekuasaan Dinasti Sassaniyah.

Dengan dikuasainya ujung sungai Eufrat dan Tigris tersebut, dapat dipastikan segala bantuan logistik dan pasukan dari wilayah laut akan terputus. Hal ini menjadikan kota-kota di pusat kekuasaan Sasaniyah berada dalam keadaan terkepung, sehingga lebih mudah untuk ditaklukan.

Kota Pelabuhan Al-Ubullah

Terletak sekitar 12 mil di sisi timur Bashrah, al-Ubullah menempati kawasan strategis di kawasan Mesopotamia, tepatnya di muara Sungai Eufrat dan Tigris. Selain itu, al-Ubullah juga berhadapan langsung dengan perairan Teluk Persia.

Geografer muslim abad pertengahan Yaqut Al-Hamawi dan Muhammad Ibn Hawqal menyebut bahwa Kota Pelabuhan al-Ubullah berkembang pesat pada era Daulah Abbasiyah. Kota ini memiliki penduduk yang lebih padat dan lebih besar dari Bashrah. Populasinya terdiri dari campuran orang-orang Persia dan orang-orang Arab.

Kota pelabuhan di Mesopotamia di tepi muara Sungai Eufrat dan Tigris terhubung dengan Bashrah. Keduanya terhubung melalui kanal-kanal membentuk jaringan dagang di bawah pemerintahan Islam masa Daulah Umawiyah dan Abbasiyah.

Port Cities in the Classical Era of World History, Marc Jason Gilbert

Pada masa Islam, dua kanal penting di sekitar wilayah al-Ubullah dibangun. Kanal tersebut ialah Kanal al-Ubullah dan Kanal Ma’qal. Kanal al-Ubullah berawal dari Shat al-Arab dan berakhir di Bashrah. Kedua kanal inilah yang menghubungkan Bashrah dengan al-Ubullah.

George Fadlo Hourani dalam Arab Seafaring in the India Ocean in Ancient and Early Medieval Times menjelaskan bahwa dua kanal ini berfungsi sebagai penghubung jalur penyaluran komoditas antara Bashrah dengan al-Ubullah.

Bashrah tidak dapat dimasuki oleh kapal-kapal besar pengangkut komoditas ekspor-impor. Oleh karena itu, kapal-kapal tersebut berlabuh di kota pelabuhan al-Ubullah. Selanjutnya barang-barang diangkut melalui kapal khusus ke Bashrah dan begitupun sebaliknya.

Syauqi Abdul Qowi Utsman dalam Tijarah Al-Mahith Al-Hindi fi ‘Ashri As-Siyadah Al-Islamiyah menyebutkan komoditas negeri-negeri di Samudera Hindia. Komoditas-komoditas ekspor kawasan dunia Islam terdiri dari kuda, mutiara, amber, kurma, batu permata, dan produk tekstil.

Sedangkan barang-barang impor yang datang dari kawasan India, Kepulauan Hindia (Asia Tenggara) dan Cina adalah ragam produk aromatika dan rempah-rempah, kayu, kelapa, sutera, batu-batu mulia, keramik, porselen, tembikar, dan pedang.

Pada masa Daulah Umawiyah dan Abbasiyah, al-Ubullah tumbuh menjadi kawasan kota pelabuhan vital aktivitas pelayaran dan perdagangan dunia. Kota ini menjadi pusat berlabuh kapal-kapal sekaligus lokasi pertukaran komoditas dagang. Dari al-Ubullah, para pelayar muslim memainkan peran utama dalam jaringan pelayaran dunia melalui Samudera Hindia hingga ke Cina.

Previous Post

Taqwim al-Buldan

Next Post

Siraf: Kota Pelabuhan Penting Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia

Editor

Editor

Related Posts

Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO
Islamic Civilization

Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

9 April 2025
Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’
Islamic Civilization

Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’

5 April 2025
Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram
Islamic Civilization

Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram

2 April 2025
Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa
Islamic Civilization

Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa

12 Februari 2025
Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi
Islamic Civilization

Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi

3 Februari 2025
Batu Nisan Al-Malik Ash-Shalih: Sultan Pertama Samudra Pasai
Islamic Civilization

Fakta Sejarah Kesultanan Samudera Pasai/Syumuttrah Pasai: Nisan para Sultan, Panglima, dan Pemuka Dinasti Abbasiyah

31 Januari 2025
Next Post
Siraf: Kota Pelabuhan Penting Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia

Siraf: Kota Pelabuhan Penting Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia

POPULAR

Workshop Konservasi Artefak dalam rangka Pelestarian Berkelanjutan Situs Bongal

Workshop Konservasi Artefak dalam rangka Pelestarian Berkelanjutan Situs Bongal

13 Mei 2025
Sultanate Institute Menyerahkan Laporan Hasil Peneltian Situs Bongal ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatra Utara

Sultanate Institute Menyerahkan Laporan Hasil Peneltian Situs Bongal ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatra Utara

6 Mei 2025
Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Warisan Budaya Kerajaan Kuno Saba’ sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

9 April 2025
Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’

Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Era Peradaban Saba’

5 April 2025
Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram

Batik Wahyu Tumurun: Ekspresi KeIslaman Kraton Mataram

2 April 2025
3rd Spiced Islam International Conference: Material Culture and Commodities in the Indian Ocean World, 7th to 13th Centuries

3rd Spiced Islam International Conference: Material Culture and Commodities in the Indian Ocean World, 7th to 13th Centuries

11 Maret 2025
Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri dalam rangka Konservasi Situs Bongal

Workshop Implementasi Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri dalam rangka Konservasi Situs Bongal

19 Februari 2025
Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa

Narasi Islam dalam Museum-Museum di Eropa

12 Februari 2025
Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi

Warisan Politik Pengetahuan Kolonial terhadap Narasi Islam Indonesia: Sebuah Prolog Buku Karya Mirjam Shatanawi

3 Februari 2025
Batu Nisan Al-Malik Ash-Shalih: Sultan Pertama Samudra Pasai

Fakta Sejarah Kesultanan Samudera Pasai/Syumuttrah Pasai: Nisan para Sultan, Panglima, dan Pemuka Dinasti Abbasiyah

31 Januari 2025

Sultanate Institute. All Right Reserved

  • Profile
  • About Us
  • Contact Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Spiced Islam
    • SI-IO 2022
    • SI-IO 2023
    • SI-IO 2025
  • Islamic Civilization
  • Museum
    • Museum Abad Satu Hijriyah
    • Museum Fansuri Situs Bongal
  • Manuscripts
  • Tombstones
  • Expeditions
  • Activities
  • Books
  • Galleries
    • Masjid
    • Ekskavasi
    • Kegiatan