Penelitian Situs Bongal merefleksikan bukti-bukti terbaru dalam historiografi Indonesia. Diskursus mengenai proses interaksi Nusantara dengan Dunia Islam yang berkepanjangan kini memungkinkan untuk dikaji kembali. Analisis artefaktual Situs Bongal menunjukkan bahwa situs ini merupakan satu-satunya situs yang mengungkap bukti tertua interaksi Kepulauan Nusantara dengan kawasan asal Dunia Islam (Timur Tengah).
Bukti-bukti ini terwakili oleh keberadaan koin-koin perak (Dirham) masa daulah Umawiyyah dan Abbasiyah, yang berasal dari kurun abad ke-7 M hingga ke-9 M. Data lain yang memperkuat interpretasi tentang interaksi antara Bongal dengan Timur Tengah sejak masa awal Islam adalah artefak-artefak yang bertitimangsa relatif dari abad ke-7 hingga ke-9 M, di antaranya gerabah halus berglasir dari Persia (Islamic Turqouise Glaze), wadah-wadah berbahan kaca yang diproduksi di kawasan Syam (Suriah), batu berinskripsi (Islamic Seal Stone), qalam, Islamic weight, serta instrumen alat medis berbahan logam.
Identifikasi dan analisis pertanggalan melalui metode AMS di Waikato University menunjukkan masa aktif Situs Bongal yaitu selama kurun waktu abad ke-6 hingga ke-10 M. Identifikasi ini dilakukan terhadap sejumlah artefak di antaranya kayu fragmen kapal, kayu berbentuk sisir tenun, kayu nibung (Oncosperma Tigillarium), tali ijuk (Arenga Pinnata), dan beberapa ekofak sisa hasil hutan yaitu resin, kemiri (Aleurites Moluccana), dan pala (Myristicaa Fragrans).
Artefak Dunia Islam
Temuan artefaktual dunia Islam diwakili oleh temuan koin berinskripsi Arab (dinar dan dirham), keramik, kaca, seal stone, qalam, islamic weight, dan instrumen alat medis berbahan logam. Koin-koin berinskripsi Arab ditemukan di Situs Bongal dalam jumlah besar. Sebelum diketahui oleh kalangan sejarawan dan arkeolog, koin-koin ini banyak dilebur kemudian dijual oleh masyarakat setempat.
Temuan ini merupakan dinar dan dirham yang berasal dari masa pemerintahan Daulah Umawiyyah dan Abbasiyah. Titimangsa tertua temuan koin ialah berangka tahun 85 H/704 M, yang merupakan koin masa Daulah Umawiyyah yang dicetak oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Sedangkan koin termuda berangka tahun 288 H/901 M, yaitu koin Daulah Abbasiyah masa Khalifah Al-Muktadid Billah.
Temuan koin berinskripsi Arab di Situs Bongal secara lengkap terdiri dari koin Daulah Umawiyyah masa Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Hisyam bin Abdul Malik, dan Marwan bin Muhammad. Sedangkan masa Daulah Abbasiyah diwakili oleh temuan koin masa Abu Abbas As-Saffah, Abu Ja’far Al-Manshur, Abu Abdullah Al-Mahdi, Harun Al-Rasyid, Abu Abbas Al-Makmun, Ja’far Al-Mutawakkil, Abu Abbas Al-Mu’tamid, dan Abu Abbas Al-Muktadid. Selain koin dinar dan dirham masa Daulah Umawiyyah dan Abbasiyah, termuan terbaru juga didapat koin mata uang Sassaniyah yang dipakai pada masa kenabian dan sahabat Khulafaurrasyidin.
Aktivitas encetakan mata uang Islam pertama kali dimulai pada masa Umawiyyah tepatnya periode Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Ia dikenal sebagai sosok yang meletakkan kebijakan penting mengenai sistem keuangan dan ekonomi Islam.
Alat tukar yang sebelumnya memakai koin-koin dari Dinasti Sassaniyah Persia dan Romawi Byzantium digantikan dengan koin-koin cetakan sendiri yang mulai dicetak pertama kali pada tahun 75 H/693-694 M.
Koin pertama dicetak dengan memuat inskripsi gambar khalifah dan kalimat Tauhid. Namun Koin cetakan pertama ini mendapat kritik karena memuat gambar khalifah. Oleh karena itu, pencetakan koin-koin dinar dirham selanjutnya dilakukan tanpa memuat gambar khalifah, hanya memuat kalimat tauhid serta lokasi dan tahun cetak. Kemudian sejak tahun 77 H, koin dinar dirham secara resmi dijadikan mata uang Islam.
Temuan artefaktual Dunia Islam lainnya adalah artefak jenis keramik. Temuan keramik di Situs Bongal paling bervariasi dan paling mencerminkan interaksi global di antara bangsa-bangsa pelayar mancanegara. Keramik mewakili sebaran tiga kawasan di antaranya Asia Barat (Timur Tengah), Asia Selatan (India), dan Asia Timur (Cina).
Temuan keramik Timur Tengah yang menunjukkan jejak peradaban Islam di Situs Bongal adalah keramik berglasir hijau atau yang disebut dengan keramik Turquoise Glaze. Keramik jenis ini merupakan keramik yang berasal dari Iran atau Iraq abad 9-10 M.
Keramik Islam Nishapur Turquoise Glaze ini ditemukan baik masih dalam bentuk utuh maupun tidak utuh. Keramik utuh yang ditemukan ialah gerabah berbentuk wadah besar (guci) dengan glasir hijau dan pecah pada satu bagian telinganya. Keramik ini memiliki Panjang 342.00 mm, lebar atau diameter 195.00 mm dan ketebalan 13.00 mm.
Sedangkan pecahan keramik yang sudah tidak utuh sebagian besar merupakan keramik berglasir hijau dan beberapa pecahan keramik berglasir abu-abu degan kondisi yang sudah banyak aus di beberapa bagiannya.
Temuan Dunia Islam lainnya adalah produk wadah berbahan kaca. Artefak berbahan kaca ini ditemukan sangat berlimpah di Situs Bongal. Temuan-temuan berbahan kaca merupakan artefak ciri khas dunia Islam. Sebab telah diketahui bahwa Islam menaruh kontribusi penting dalam produksi maupun perkembangan industri kaca abad pertengahan. Islam memperkenalkan inovasi teknik pembuatan produksi kaca pada abad ke-9 M dan mendorong industri kaca tumbuh secara luas.
Temuan botol berbahan kaca Situs Bongal salah satunya ialah botol kaca transparan. Temuan ini memiliki Panjang 185.2 mm, lebar atau diameter 101.4 mm, tebal 4.6 mm, dan berat 256.55 gr.27 Berdasarkan kesamaan temuan, botol kaca ini merupakan temuan kaca Iran abad ke-10 M. Temuan botol dengan motif khas Islam seperti ini ditemukan juga di Situs Tepe Madraseh, Nishapur.