Bukti-bukti peradaban masyarakat Arab Selatan sebelum masa Islam dapat ditemukan di kawasan bekas Kerajaan Saba’ yang terdiri dari tujuh situs arkeologi. Warisan Kerajaan Saba’ ini memberi pengetahuan penting tentang masyarakat maritim Arab Selatan, sistem irigasi, dan sistem tata kota.
Selain itu warisan budaya Kerajaan Saba’ juga menjadi saksi kekayaan dan pencapaian dalam aspek arsitektur, estetika, dan teknologi. Situs-situs warisan budaya tersebut menjadi saksi pusat tata administrasi Kerajaan, di mana mereka memegang otoritas jejaring rute pelayaran dan perdagangan di Jazirah Arab.
Jejaring tersebut tentu juga membawa aktivitas pertukaran budaya yang kompleks dan lebih luas yang menghubungkan antara Laut Merah, Mediterania, Afrika Timur, hingga perairan Samudra Hindia secara luas.
Terletak di lanskap semi-kering berupa lembah, gunung, dan gurun, situs-situs warisan budaya Kerajaan Saba’ terdiri dari sisa-sisa pemukiman perkotaan besar dengan kuil-kuil monumental, benteng, dan bangunan lainnya.
Salah satunya ialah Bendungan Ma’rib yang merupakan peninggalan sistem irigasi yang inovatif, mencerminkan kecakapan teknologi dalam rekayasa hidrologi dan pertanian dalam skala yang tak tertandingi di Arab Selatan kuno, sehingga menghasilkan pembentukan oasis buatan manusia kuno terbesar.
Pengetahuan teknologi di bidang rekayasa hidrologi memungkinkan bangsa Saba untuk membuat bendungan Ma’rib, yang mengalirkan sistem irigasi kanal yang inovatif yang memungkinkan penggarapan wilayah yang luas yang membentang dari utara dan selatan Ma’rib, yang dianggap sebagai oasis buatan terbesar di Arab kuno. Bendungan Ma’rib menunjukkan tingkat pengetahuan teknologi dan keterampilan teknik yang tinggi.
Kota Marib sendiri adalah kota terbesar dan terpadat di kerajaan Saba’. Kota ini dikelilingi oleh tembok sepanjang 4,5 km. Di luar kota terdapat sisa-sisa dua kuil Sabean, kuil oval Awwam, yang dikenal sebagai tempat suci Ratu Sheba, dan kuil Barran, yang didedikasikan untuk dewa bulan Almaqah.
Ma’rib juga merupakan ibu kota, pusat administrasi, budaya, dan ekonomi Kerajaan Saba. Kemudian berjarak sekitar 40 KM di sisi barat diduga merupakan ibu kota militernya, yaitu suatu kota berbenteng Sirwah.

Kerajaan Saba’ merupakan kerajaan yang berkembang pesat sejak abad ke-8 SM hingga abad ke-3 M. Masyarakat Arab Selatan masa Kerajaan Saba’ memiliki andil yang besar dalam jejaring aktivitas pelayaran dan perdagangan dunia.
Kawasan pesisir Arab Selatan merupakan rute perdagangan maritim utama, yang dilayari oleh para pelaut mancanegara. Pelabuhan-pelabuhannya terbuka bagi para pelayar dan pedagang yang hendak berniaga.
Situs-Situs bangunan warisan Kerajaan Saba’ merupakan bukti luar biasa atas kemakmurannya, sebagai kerajaan yang mendominasi Arabia Selatan pada periode antara abad ke-8 SM hingga abad ke-3 M.
Kerajaan Saba’ juga menunjukkan kekuatan politik dan budaya di Arab Selatan. Status sosial-politik dan ekonomi kerajaan yang tinggi, kemakmurannya bersumber dari kendali atas perdagangan kemenyan, dan mampu menciptakan inovasi melalui teknologi dan sistem irigasi untuk melangsungkan hidup.
Prasasti dinding yang dilestarikan yang mendokumentasikan peristiwa-peristiwa bersejarah, acara keagamaan, dan keputusan administratif memberikan gambaran sekilas tentang bidang-bidang utama kehidupan kerajaan.