Lokasi penemuan
Oleh MAPESA, batu nisan ini ditemukan pada sebuah komplek pemakaman yang dipenuhi dengan batu-batu nisan yang bergelimpangan. Komplek pemakaman ini terletak di area hutan bakau Gampong Pande, Kutaraja, Banda Aceh.
Kondisi
Ditemukan dalam kondisi baik. Inskripsi yang terdapat pada bagian dasar batu nisan bisa terbaca dengan cukup jelas.
Tipe Batu Nisan
Batu nisan ini tergolong tipe nisan Samudera Pasai, yaitu nisan dengan tipe kurung kurawal dengan bagian puncak datar dan penambahan lekukan di bagian bahu.
Bahan
–
Dimensi
–
Ornamen
–
Inskripsi
Keterangan
Ada hal yang menarik perhatian pada inskripsi nama penghuni kubur ini, yaitu nisbah Ad-Duali. As-Sam’aniy dalam Al-Ansab (juz. 5, hlm. 364-365) menukilkan keterangan Abul ‘Abbas Al-Mubarrid, “Ad-Duali [dibaca] dengan dhammah dal dan fatah waw dari asal kata Ad-Du’il. Ad-Du’il ini hewan, dan nisbah ini digunakan untuk kaum Abul Aswad Ad-Duwaliy.”
As-Sam’aniy juga menukilkan dari Abu ‘Ali Al-Ghassaniy, “Ad-Du’ali [dibaca] dengan dhammah dal dan setelahnya hamzah yang fatah, yaitu Abul Aswad Ad-Du’aliy. Begitu diucapkan oleh orang-orang Bashrah (Al-Bashriyun), dan asal kata itu menurut mereka adalah Ad-Du’iliy dinisbahkan kepada seseorang dari keturunan Kinanah, yaitu Ad-Du’il bin Bakr bin ‘Abd Minah bin Kinanah.”
Abul Aswad Ad-Du’aliy disebut-sebut sebagai orang yang pertama sekali membicarakan tentang Nahwu (tata bahasa Arab), berasal dari Bashrah dan meriwayatkan hadits dari ‘Ali, Abu Musa, Abu Dzar dan ‘Imran bin Hushain (Radhiyallahu ‘anhum).
Dengan demikian, wanita yang dikubur di Gampong Pande sejak ratusan tahun lalu itu adalah seorang wanita keturunan Arab dari Kabilah Kinanah. Selain itu, di tempat bersemayamnya ini, ia juga diberi gelar Tun, yang menandakan bahwa ia adalah seorang wanita berdarah bangsawan.