Abu Zayd Al-Balkhi dikenal sebagai ilmuwan yang menguasai banyak bidang ilmu pengetahuan. Hal ini tercermin dalam karya-karyanya. Diantaranya dalam ulum Al-Qur’an, kalam, matematika, kedokteran, perbandingan agama, politik, sejarah, linguistik, astronomi, sastra, filsafat, psikologi, dan geografi. Muhammad ibn Ishaq Abul Faraj al-Nadim dalam kitabnya al-Fihrist menyebut bahwa Al-Balkhi memiliki 41 karya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan tersebut.
Namun diantara semua karyanya, hanya dua yang sampai kepada kita sekarang. Yaitu Masalih Al-Abdan wa l-Anfus dalam bidang psikologi Islam dan Suwar Al-Aqalim dalam bidang geografi. Masalih Al-Abdan wa l-Anfus adalah karya dimana Al-Balkhi merintis ilmu psikologi Islam, sedangkan dengan Suwar Al-Aqalim Al-Balkhi memberi terobosan baru dalam tradisi penulisan karya geografi dan kartografi abad pertengahan.
Al-Balkhi diakui menaruh capaian penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan psikologi Islam dan geografi. Dalam psikologi Islam, ia tampil sebagai tokoh intelektual kunci. Karyanya selalu dirujuk dalam sejumlah literatur terkait. Buah pikir dan gagasannya dalam ilmu kejiwaan ini bahkan menjadi petunjuk penting ilmu psikologi Islam ditengah laju perkembangan psikologi barat modern.
Sedangkan dalam bidang geografi, Al-Balkhi melahirkan tradisi baru dalam penulisan karya geografi-kartografi abad pertengahan. Tradisi baru ini dikenal dengan “Balkhi School”. Aliran ini kemudian melahirkan sejumlah geografer berpengaruh diantaranya Ibnu Hawqal, Al-Istakhri, dan Al-Muqaddasi atau Al-Maqdisi.
Deskripsi geografi dan gambaran kartografi dalam karya-karya Madzhab “Balkhi School” ini menampilkan ciri khas tersendiri, yang fokus utamanya terletak pada wilayah-wilayah Islam. Sejumlah peneliti menyebut karya-karya mereka dengan geografi “Atlas of Islam”.
Madzhab “Balkhi School”: Atlas of Islam
Abu Zayd Ahmad Ibn Sahl Al-Balkhi (235H-322H/849M-934M) lahir di Syamistiyan, wilayah Balkh yang kini berada di Afghanistan. Namun ia lebih banyak menghabiskan waktunya di Baghdad. Ia tinggal dan menuntut ilmu di ibukota pemerintahan Daulah Abbasiyah tersebut. Disana ia berguru kepada Al-Kindi, sehingga kemudian melahirkan sejumlah karya ilmu pengetahuan. Karya geografinya berujudl Suwar al-Aqalim, ditulis pada tahun 308 H/920 M.
Al-Balkhi merupakan sosok penting dibalik kemunculan para geografer muslim. Madzhab “Balkhi School” memberikan standar baru bagi penulisan karya geografi dan kartografi abad pertengahan. Para geografer “Balkhi School” melalui karya-karyanya menguraikan deskripsi yang meliputi penduduk dan adat istiadat daerah-daerah di dunia muslim.
Dalam Balkhi World Map disebut bentuk pengukuran dalam karya-karya “Balkhi School” adalah waktu perjalanan. Bentuk peta didesain sangat geometris, ditampilkan dengan gambaran garis lurus dan melengkung. Sungai digambarkan dengan garis sejajar dan danau digambarkan dengan bentuk lingkaran sempurna. Sedangkan kota bisa berbentuk lingkaran, bujur sangkar atau sesuatu yang serupa.
The Unpublished Works of Arabic Geography: An Overview and a Classification menyebut peta “Balkhi School” mewakili pencapaian tertinggi dalam seni pembuatan peta atau kartografi muslim. Para ilmuwan “Balkhi School” memberikan gambaran paling utuh tentang dunia Islam. Mereka menulis berdasarkan catatan orisinil geografer yang mengawalinya, kemudian melakukan penyempurnaan seiring daya jelajah yang juga semakin luas.
Trade, Travel, and Exploration in the Middle Ages an Encyclopedia menyebut pula geografer-kartografer “Balkhi School” menempatkan Mekkah sebagai pusat dunianya dan petanya mengarah ke selatan. Karya mereka biasanya terdiri dari 21 peta, yang terdiri dari satu peta dunia, tiga peta laut, dan 17 peta provinsi di kawasan dunia Islam (masa Daulah Abbasiyah).
Sedangkan daftar peta dari 21 peta tersebut ialah, (1) Peta Dunia; (2) Arabia; (3) Samudera Hindia; (4) al-Maghrib (Afrika Utara); (5) Mesir; (6) Syria (Syam); (7) Laut Mediterania; (8) al-Jazirah (Mesopotamia Utara); (9) Iraq (Mesopotamia Selatan); (10) Khuzistan; (11) Fars; (12) Kirman; (13) Sind; (14) Armenia, Arran (Alvan), dan Azerbaijan; (15) Jibal (Pegunungan Persia); (16) Daylam dan wilayah tetangganya (Rayy, Tabaristan); (17) Laut Kaspia; (18) Kawasan Gurun Persia; (19) Sijistan (Sistan atau Sajistan); (20) Khurasan; dan (21) Transoxiana.
Dalam Medieval Islamic Civilization an Encyclopedia disebut terdapat dua aliran yang berkembang dalam ilmu pengetahuan geografi terutama abad 9-11 M. Pertama ialah “Madzhab Iraqi School” yang meliputi sejumlah geografer seperti Ibnu Khurdadhbih, Al-Ya’qubi, Ibnu Rusta, Ibnu Al-Faqih, dan Al-Mas’udi. Sedangkan yang kedua adalah “Balkhi School” yang dikenal melalui karya-karya geografer Al-Balkhi, Ibnu Hawqal, Al-Istakhri, dan Al-Muqaddasi.
Peta “Balkhi School” menjadi kerangka dasar untuk sebagian besar peta karya para geografer muslim selanjutnya. Karya-karya geografer aliran ini direproduksi terus-menerus berabad-abad tidak hanya dalam bahasa Arab tetapi juga dalam bentuk terjemahan. Sejumlah peneliti dan lembaga penelitian terlibat dalam penerjemahan sekaligus upaya rekonstruksi peta-peta mereka.