Proses penelitian Situs Bongal memberikan fakta-fakta baru bagi khazanah penelitian arkeologi dan sejarah di Indonesia. Penemuan jejak kepurbakalaan di Situs Bongal menunjukkan bukti terawal aktivitas komunitas masyarakat masa lampau dari berbagai kawasan dunia.
Situs Bongal dengan temuan arkeologis yang kompleks baik jumlah maupun jenis, mengesankan suatu kawasan strategis dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan maritim masa lampau. Dalam hal ini secara geografis menunjukkan bahwa pesisir barat Sumatra merupakan kawasan lalu lintas global sejak abad-abad terawal, setidaknya abad ke-7 M berdasarkan analisis pertanggalan absolut artefak Situs Bongal.
Berdasarkan proses penelitian yang dilakukan sejak tahun 2020, kesimpulan menunjukkan bahwa Situs Bongal pada masa lampau merupakan sebuah bandar perniagaan global yang aktif pada abad ke-7 M hingga abad ke-10 M. Ragam temuan artefaktual mewakili tiga kawasan peradaban dunia, yaitu Asia Barat (dunia Islam), Asia Selatan (India), dan Asia Timur (Cina).
Selain itu, Situs Bongal juga merupakan satu-satunya situs yang menunjukkan bukti tertua interaksi Nusantara dengan dunia Islam. Bukti temuan artefak asal dunia Islam di antaranya koin-koin beraksara Arab masa Daulah Umawiyyah dan Abbasiyah, artefak jenis kaca, tembikar, manik-manik, alat ukur (timbangan), artefak logam (instrumen alat medis), seals (cap atau stempel) dan sejumlah inskripsi beraksara Arab.
Oleh karena itu, rute pelayaran dan perdagangan maritim yang terhubung antara Nusantara dan dunia Islam melalui perairan Samudra Hindia sejak abad ke-7 M adalah perantara berlangsungnya aktivitas dakwah dan pembentukan peradaban.
Secara geografis, Situs Bongal juga menunjukkan kemungkinan kuat jalinan konektivitas dengan kawasan perairan Samudra Hindia. Hal ini membuka ruang penelitian lebih lanjut secara memadai dan mendalam mengenai sejarah aktivitas pelayaran dan perdagangan maritim di Samudra Hindia abad ke-7 M sampai abad ke-10 M, bahkan sampai periode setelahnya.
Situs Bongal selanjutnya memberi kontribusi besar khazanah pengetahuan tentang peran Nusantara dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan maritim terawal, jauh sebelum perdagangan era kolonial. Lebih-lebih, jejak peradaban di Situs Bongal begitu jelas menunjukkan bagaimana Nusantara menjadi kawasan lalu lintas pertukaran kebudayaan yang kompleks.
Maka Situs Bongal masih membutuhkan upaya penelitian lanjutan yang dapat melibatkan kajian multidisiplin ilmu. Selain itu, penelitian Situs Bongal juga memiliki dampak penting dalam upaya penelitian arkeologi dan sejarah maritim di Nusantara, utamanya berkaitan dengan komoditas rempah-aromatika hasil hutan Nusantara.
Sebagai bentuk konsistensi dalam penelitian arkeologi dan sejarah, Sultanate Institute melalui PT. Media Literasi Nesia menandatangani nota kesepahaman dalam rangka kegiatan penelitian bersama tentang spot-spot arkeologi dan sejarah jalur rempah Nusantara.
Nota kesepahaman dilakukan mencakup kegiatan penelitian bersama yang meliputi penelitian, pengembangan kompetensi sumber daya manusia, pengabdian masyarakat, konservasi artefak beserta pendampingan, hingga diseminasi hasil penelitian dan publikasi ilmiah.
Nota kesepahaman ditandatangani bertepatan dalam rangkaian seremoni pembukaan Biannual Conference 2023 di Gedung BJ. Habibie, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu (1/11/2023) lalu. Kedua pihak diwakili oleh Dr. Herry Jogaswara selaku kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN bersama Abu Bakar Bamuzaham S. Psi selaku Direktur PT. MLN.
Harapannya, nota kesepahaman ini dapat mendorong penelitian situs-situs purbakala jalur rempah di Nusantara, termasuk komoditas aromatika hasil hutan Nusantara. Kegiatan penelitian bersama dalam bidang arkeologi dan sejarah jalur rempah ini juga dapat menelusuri lebih dalam spot-spot jalur pelayaran dan perniagaan maritim, bagaimana konektivitas yang terjalin beserta proses-proses perubahan yang berlangsung.
MLN melalui Sultanate Institute bersama Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN berkomitmen menyelenggarakan penelitian bersama hingga konservasi dan diseminasi mengenai spot-spot arkeologi dan sejarah jalur rempah Nusantara.