Abu Al-Hasan Ali bin Al-Husain bin Ali (w. 346 H), merupakan keturunan Abdullah bin Mas’ud sehingga disebut Al-Mas’udi. Lahir di Baghdad lalu kemudian pindah ke Mesir. Pada tahun 309 H, ia berkelana ke Fars dan Kirman lalu tinggal di Isthakhr. Tahun berikutnya ia kembali berkelana menjelajahi Hind, menuju Multan, Al-Manshurah, lalu kemudian ke Cambay, Sarandib, dan melanjutkan perjalanan hingga mencapai Cina. Ia juga menjelajahi Samudera Hindia hingga ke Madagaskar lalu kembali ke Oman. Tahun 314 H ia kembali berkelana menjelajahi negeri-negeri di seberang sungai (Transoxiana) seperti Azerbaijan dan Jurjan, lalu kembali ke Syam dan Palestina. Tahun 332 H langkahnya kembali menjelajahi Antakiya, perbatasan Syam, Damaskus hingga kembali ke Mesir. Ia lalu menetap di Fustat pada tahun 345 H dan wafat setahun berikutnya.
Kitabnya ini, Muruj Al-Dhahab wa Ma’adin Al-Jauhar, merupakan sebuah ensiklopedi yang diringkasnya dari karyanya yang lebih tebal berjudul Akhbar Al-Zaman. Terdiri dari dua bagian. Bagian pertama membahas mengenai penciptaan manusia, kisah-kisah para nabi secara singkat, sejarah bangsa-bangsa terdahulu, lalu kemudian membahas mengenai lautan dan daratan. Bagian kedua membahas mengenai sejarah Islam hingga masa kekhalifahan Al-Muthi’ Lillah Al-Abbasi. Kitabnya ini mengandung informasi-informasi penting dan sangat berharga mengenai sejarah dan geografi dunia pada abad kesembilan masehi khususnya yang berkaitan dengan kawasan Hind, Afrika dan Asia Tengah.
Manuskrip kitab ini baik tulisan tangan maupun versi cetak tersebar disimpan di berbagai perpustakaan di dunia seperti perpustakaan Dar Al-Kutub Al-Misriyah, Nur Uthmaniyah, Hagia Sophia, Perpustakaan Al-Zhahiriyah, Perpustakaan Nasional Paris, Munchen, Vienna, Berlin, Leiden, dan lain sebagainya.
Teks Arab kitab ini dicetak pertama kali di Paris pada tahun 1872 disertai terjemahan berbahasa Perancis sebagai hasil riset dari Barbier de Meynard et Pavet de Courtelle dan diterbitkan sebanyak sembilan jilid. Sementara terjemahan berbahasa Inggris dicetak pertama kali pada tahun 1841 M. Teks Arab dicetak secara utuh pertama kali pada tahun 1283 H di Bulaq. Lalu kemudian dicetak kembali bersama dengan kitab Nafh Al-Thib karya Ahmad Al-Muqri Al-Maghribi di Mesir pada tahun 1302 dan 1304 H. Kemudian kembali dicetak bersama dengan kitab Al-Tarikh Al-Kamil karya Ibnu Al-Athir di Mesir pada tahun 1303 H. Kitab ini kembali dicetak berdasarkan hasil kajian Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid pada tahun 1368 H di Kairo. Penerbit-penerbit besar di berbagai belahan dunia berlomba-lomba mencetak dan menerjemahkan kitab yang sangat penting ini. Hanya saja, sejauh ini belum dijumpai satu pun terjemahan dalam Bahasa Melayu maupun Bahasa Indonesia.
Fansur dalam Deskripsi Muruj Al-Dhahab wa Ma’adin Al-Jauhar
Lalu setelah Sarandib ada banyak sekali pulau dalam wilayah sejauh seribu farsakh, yang dikenal dengan nama Ramin. Kepulauan ini makmur, ada banyak raja-raja di situ, dan banyak sekali tambang emas. Setelah itu ada negeri Fadhur (Fansur), sumber kapur Fadhuri (Fansuri). Kapur akan banyak ditemukan pada tahun yang sering terjadi badai petir, kilat, hujan meteor, tremor dan gempa bumi. Jika tidak maka akan sedikit saja jumlahnya.
Mayoritas penduduk pada pulau-pulau yang kami sebutkan itu makanannya adalah kelapa. Dari pulau-pulau tersebut diangkut kayu secang (ar: baqqam), rotan dan emas. Gajah di pulau ini banyak sekali, bahkan ada yang memakan daging manusia.
Kepulauan ini lalu bersambung dengan kepulauan Najmalus. Penduduk pulau ini fisiologinya unik sekali. Mereka telanjang. Jika melihat ada kapal lewat maka mereka akan segera menaiki sampan mengejarnya sambil mengangkut amber dan kelapa. Mereka menukarnya dengan kain sutera dan kain-kain lain. Mereka tidak berjual beli dengan dinar maupun dirham (koin).
Setelah kepulauan tersebut terdapat kepulauan yang disebut Andaman. Di kepulauan tersebut terdapat orang-orang berkulit hitam yang aneh sekali dan rambutnya keriting. Telapak kakinya bisa sebesar satu hasta. Mereka tidak mempunyai perahu. Sekelompok nakhoda menceritakan padaku jika di lautan ini terkadang mereka melihat awan putih besar dan kecil yang mengeluarkan lidah putih panjang hingga mencapai permukaan air.
Kalah dalam Deskripsi Muruj Al-Dhahab wa Ma’adin Al-Jauhar
Pulau Kalah adalah sebuah pulau besar yang dihuni oleh Bangsa India. Di pulau tersebut terdapat tambang timah putih (ar: qala’i) dan hutan-hutan rotan. Di sebelah kanannya berjarak dua hari perjalanan, terdapat Pulau Malu’an. Penduduknya kanibal, suka memakan manusia. Di pulau itu terdapat banyak sekali buah pisang, kapur, kelapa, batang tebu, dan padi.
Pulau Ranij. Terdiri dari banyak sekali pulau. Salah satunya pulau yang dikenal dengan nama Sadidah (Sarirah). Luasnya kira-kira empat ratus farsakh. Pulau ini adalah pusat perdagangan segala macam komoditas khususnya aromatik. Lalu Pulau Rami, juga pulau yang makmur. Luasnya kira-kira delapan farsakh. Di pulau ini terdapat tumbuhan kayu secang (ar: baqqam). Selain itu ada pulau yang tumbuh disitu kapur dan segala macam rempah-rempah. Luasnya kira-kira delapan puluh farsakh. Lalu Pulau Kalah. Katanya pulau ini terletak di tengah antara tanah Cina dan tanah Arab. Luasnya kira-kira delapan puluh farsakh. Di Kalah ini berkumpul komoditas perdagangan seperti gaharu, kapur, cendana, kayu jati, timah putih, kayu eboni dan kayu secang. Pada waktu ini, kapal-kapal yang berlayar ke pulau ini berangkat dari Oman