Aktivitas pelayaran muslim abad pertengahan merupakan sebuah capaian baru dalam sejarah pelayaran dunia. Daya jelajah pelayar muslim meluas seiring dengan perkembangan futuhat Islam sejak periode awal kehadirannya. Phillip K. Hitti dalam History of the Arabs menyebut sejak abad ke-7 hingga abad ke-9 M para pelayar muslim telah berlayar hingga mencapai Cina. Lompatan signifikan ini kemudian melahirkan perkembangan pengetahuan geografi. Sejumlah besar ilmuwan geografi dan kartografi dunia Islam lahir. Menampilkan karya-karya berpengaruh bagi perkembangan keilmuan di bidang geografi maupun kartografi selanjutnya.
Peta dunia karya Ibnu Hawqal merupakan salah satu diantara bukti perkembangan geografi-kartografi abad pertengahan. Karyanya berjudul Surat al-Ard seringkali juga dikenal dengan Al-Masalik wa Al-Mamalik. Keterangan-keterangan geografi dan gambaran kartografinya merupakan hasil penjelajahan selama tiga puluh tahun terakhir di penghujung usianya. Ibnu Hawqal melakukan perjalanan hingga mencakup sebagian besar Kawasan Asia dan Afrika. Perjalanan penting membawanya menjelajah hingga dua puluh derajat di selatan khatulistiwa di kawasan pesisir timur Afrika.
Ibnu Hawqal memiliki nama lengkap Muhammad Abu al-Qasim Ibn Hawqal al-Nasibi. Lahir di Nisibis, satu wilayah di bagian utara Mesopotamia, yang kini dikenal dengan nama Nusaybin dan termasuk dalam wilayah Turki. Perjalanan tiga puluh tahun dilakukannya sejak 943 hingga 973 M, kala itu terakhir kali ia muncul di Sisilia. Ibnu Hawqal termasuk dalam geografer-kartografer muslim yang karya-karyanya menjadi model rujukan bagi geografer-kartografer muslim selanjutnya. Bersama dengan Abu Zaid al-Balkhi (919-921), al-Istakhri (934), dan al-Muqaddasi (985). Melalui generasi keempat ilmuwan itu, lahir tradisi baru dalam dunia geografi dan kartografi Islam yang dikenal dengan Balkhi School atau Madzhab Balkhi. Mereka memberikan warna tradisi baru disamping eksisnya pengaruh tradisi geografi Ptolemy.
Medieval Islamic Civilization an Encyclopedia menyebut periode ini sebagai Islamic Atlas Series. Dimulai dari geografer yang lebih awal pada abad ke-9, Al-Khawarizmi dan Al-Mas’udi karya-karya geografer-kartografer muslim mendeskripsikan dengan detail dunia muslim, kota-kota, jalan, masyarakat, beserta topografinya. Deskripsinya juga memuat kisah petualangan pribadi, dialog dengan masyarakat setempat, dan dengan para pelaut. Dengan bentuk yang menghasilkan gambar geometris, karya-karya mereka seringkali dibuat dengan gaya rencana perjalanan.
Trade, Travel, and Exploration in the Middle Ages an Encyclopedia menyebut tradisi Balkhi School dengan Atlas of Islam School. Geografer-kartografer Balkhi School menempatkan Mekkah sebagai pusat dunianya dan petanya mengarah ke selatan. Karya mereka biasanya terdiri dari 21 peta, yang terdiri dari 1 peta dunia, 3 peta laut, dan 17 peta provinsi-provinsi kawasan dunia Islam (masa Daulah Abbasiyah).
Surat al-Ard karya Ibnu Hawqal sendiri menampilkan keterangan mengenai provinsi-provinsi Islam, perbatasan negeri-negeri, kota-kota, sungai yang mengairinya, danau, kolam, rute yang melintasinya, dan gambaran aktivitas perdagangan yang berlangsung. World Map of Ibnu Hawqal menduga Ibnu Hawqal tidak hanya melakukan perjalanan saja, melainkan juga bertindak sebagai pedagang dalam perjalanannya tersebut. Sebab catatan perjalanannya banyak mengandung fakta-fakta yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
Ibnu Hawqal sendiri sempat mengalami perjumpaan dengan geografer-kartografer sezaman. Ia bertemu dengan Al-Istakhri, yang juga termasuk dalam Balkhi School, ketika bepergian di Lembah Indus. Istakhri memberikan gambaran peta geografisnya dan dikomentari sekaligus disempurnakan oleh Ibnu Hawqal. Karya diantara keduanya seringkali tampak memperlihatkan kesamaan dan ekspresi yang identik. Namun versi Ibnu Hawqal dinilai lebih berkembang dan lebih menampakkan unsur sastrawi.
Peta dunia Ibnu Hawqal telah banyak disalin dan direkonstruksi. Berikut pula karyanya telah diterjemahkan kedalam sejumlah bahasa. Salah satunya adalah teks terjemahan dalam Bahasa Inggris oleh William Ouseley yang berjudul The Face of The Earth, yang diterjemahkan pada tahun 1800. Manuskrip aslinya sendiri ditemukan di Topkapi Sarayi Museum Library di Istanbul.