Disiplin ilmu arkeologi berdasarkan konsep, teori, dan metode penelitiannya memiliki tujuan untuk memahami kehidupan masa lampau beserta proses-proses perubahannya melalui melalui rekonstruksi sejarah kebudayaan.
Berdasarkan tujuan rekonstruksi kebudayaan itu, arkeologi dapat menemukan beragam data yang kompleks yang saling berkaitan. Data arkeologi bukan hanya disempitkan pada benda-benda bersejarah/warisan budaya yang ditemukan dan bersifat tangible, melainkan mencakup lapisan tanah, lingkungan alam, serta pemikiran/pengetahuan yang bersifat intangible.
Proses penelitian arkeologi juga melibatkan analisis terhadap data yang ditemukan. Data yang mencerminkan kondisi masa lampau, seringkali ditemukan dalam keadaan yang telah mengalami proses transformasi akibat faktor-faktor yang memengaruhinya.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan bias terhadap penggambaran kebudayaan masa lampau berdasarkan zamannya. Oleh karena itu, terdapat proses analisis data serta interpretasi yang keduanya perlu melibatkan disiplin ilmu lain yang berkaitan.
Tsunami Aceh 2004 Bukan yang Pertama
Salah satunya ialah bagaimana arkeologi dapat menggambarkan keadaan suatu lingkungan kebudayaan suatu masyarakat. Seperti penjelasan lingkungan maritim di Aceh yang memberikan pemahaman bahwa peristiwa bencana tsunami yang terjadi pada tahun 2004 bukanlah bencana tsunami yang pertama kali terjadi.
Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, Maritim, dan Budaya Berkelanjutan Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Ery Soedewo, berdasarkan penelitiannya di Situs Lamuri/Lamreh tahun 2010, menemukan data arkeologi penting tentang bencana tsunami tersebut.
Data arkeologi di Situs Lamuri/Lamreh ditemukan satu lapisan yang tipis yang berbeda dengan lapisan tanah lainnya baik di atas maupun di bawahnya. Sisipan tipis lapisan tanah tersebut terdiri dari material alam berupa pasir laut dan pecahan-pecahan koral/karang.
Berdasarkan analisis pertanggalan, lapisan tanah di atas dan di bawahnya berasal dari abad 11 dan abad 14-15 M. Hal ini ditunjukkan salah satunya dengan ditemukannya data-data arkeologi berupa artefak di antaranya keramik masa Dinasti Sung/Song abad 11 M.
Berada di antara lapisan tanah berusia abad 11 dan abad 14-15 M, Sisipan lapisan tipis yang ditemukan di Lamuri tersebut menjelaskan satu petunjuk penting yang menghadirkan pemahaman tentang aspek kebencanaan.
Berdasarkan tinjauan pada material penyusunnya, lapisan ini menunjukkan material penyusun yang berasal dari laut. Hal tersebut menjelaskan bahwa lapisan tipis ini merupakan hasil dari endapan material sisa bencana tsunami.
Hasil analisis terhadap material penyusunnya tersebut menjelaskan tanda-tanda budaya bahwa sebelum terjadi bencana tsunami Aceh tahun 2004, pada rentang abad 11-15 M, bencana tsunami sudah pernah terjadi di Aceh.
Temuan ini memperjelas bahwa bencana alam tsunami yang pernah terjadi di Aceh pada tahun 2004 bukanlah merupakan tsunami yang pertama terjadi, melainkan mungkin sudah beberapa kali dengan pertanggalan tertua sementara ini pada abad 11 M, dan tidak menutup kemungkinan pernah terjadi juga sebelumnya.