Kesultanan Demak, yang berdiri pada awal abad ke-16, merupakan salah satu kerajaan Islam pertama dan terpenting di Pulau Jawa. Didirikan oleh Raden Patah, Demak tidak hanya dikenal sebagai pusat agama dan kebudayaan, tetapi juga sebagai kekuatan politik yang strategis.
Lokasi strategis Kesultanan Demak yang terletak di tepi pantai membuat daerah ini memiliki posisi yang sangat menguntungkan sebagai pelabuhan dagang. Kesultanan Demak menjadi penghubung antara berbagai budaya, baik lokal maupun internasional, serta memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Dengan kekuatan armada lautnya, Demak juga berpartisipasi aktif dalam perniagaan rempah-rempah, menjadikannya sebagai negeri maritim yang vital di jalur perdagangan dunia.
Pengaruh Demak sebagai negara maritim ditunjukkan dari interaksinya dengan pelaut-pelaut asing dan penguatan jaringan perdagangan yang melintasi wilayah Asia Tenggara. Hubungan dengan berbagai kerajaan lain, seperti Majapahit dan Portugis, memperlihatkan pentingnya posisi Demak dalam konteks geopolitik pada masa itu.
Keberhasilan dalam penguasaan atas pelabuhan-pelabuhan strategis dan kekuatan angkatan laut yang tangguh, menjadikan Kesultanan Demak mampu mengendalikan jalur perdagangan dan memperkuat pengaruhnya di kawasan maritim.
Kekuatan maritim Demak diakui oleh Portugis yang mendapat serangan dari pasukan Jawa untuk mempertahankan kedaulatan dari hegemoni Eropa. Pasukan Jawa setidaknya menyerang Portugis sebanyak empat kali ke Malaka selama abad ke-16.
Serangan tersebut terjadi pada tahun 1513 dan tahun 1526 di bawah komando Pati Unus dari Kesultanan Demak, serta diteruskan pada tahun 1550 dan 1575 oleh Jepara di bawah perintah Ratu Kalinyamat.
Pengaruh maritim Kesultanan Demak tersebut ditopang oleh kemajuan armada kapal yang menakutkan bagi Portugis. Beberapa jenis kapal dikenal di antaranya Jung, Lancaran, Penjajap, dan Kelulus.
Jung Jawa merupakan kapal yang paling dikenal sebagai kapal besar yang mampu menampung hingga 1.000 orang. Kapal inilah yang digunakan oleh Pati Unus dan Ratu Kalinyamat untuk menyerang Portugis di Malaka.
Kapal Jung merupakan produksi galangan kapal terbesar di Jawa. Metode pembuatan kapal ini terus berlanjut dan dipertahankan di Jepara. Galangan kapal di Jepara inilah yang juga menghasilkan lebih dari 500 kapal perang dalam serangan Ratu Kalinyamat terhadap Portugis.
Dengan pengaruh dan kekuatan maritim yang disegani, selain mampu memberi perlawanan terhadap Portugis dalam rangka menjaga kedaulatan ekonomi politik di Nusantara, Kesultanan Demak juga memperluas dakwah Islam hingga mampu membentuk jejaring intelektual dan keilmuan Islam hampir ke seluruh wilayah timur Nusantara.
Pengaruh keIslaman Demak menyentuk hingga ke Maluku dengan Kesultanan Ternate Tidore di sana, kemudian Lombok, Sulawesi, dan Kalimantan. Kesultanan Demak menaruh kontribusi yang begitu penting terhadap perkembangan maritim di Nusantara, serta mewariskan sejarah dan pengaruh yang masih dapat dirasakan hingga saat ini.