Buku Situs Bongal Teluk Tapanuli Temuan Arkeologi Bandar Fansuri Kuno & Interaksinya dengan Dunia Islam Masa Awal adalah buku yang menjelaskan tentang sejarah satu kawasan kota pelabuhan kosmopolit yang eksis sejak 1400 tahun yang lalu. Kawasan tersebut ialah kawasan cagar budaya Situs Bongal yang terletak di kawasan pesisir Teluk Tapanuli, Desa Jago-Jago, Kecamatan Badiri, Tapanuli Tengah.
Buku hasil penelitian arkeologi Situs Bongal ini menyuguhkan uraian beragam data arkeologis beserta tafsir kesejarahannya, yang diperoleh sebagai hasil sintesis, terutama antara data arkeologis, geologis, metalurgi, biologi, dan sumber-sumber historis sezaman.
Berdasarkan identifikasi terhadap kompleksitas ragam artefaktual yang ditemukan, keberadaan Situs Bongal menunjukkan bukti interaksi global dan merupakan lokasi tempat pertemuan komoditas dari tiga kawasan utama yakni Timur Tengah atau dunia Islam, Asia Selatan atau India, dan Asia Timur atau Cina yang berlangsung sejak abad ke-7 M. Dalam konteks historiografi Islam di Indonesia, Situs Bongal merupakan satu-satunya bukti tertua interaksi masyarakat Nusantara dengan dunia Islam yang telah terjalin sejak abad ke-7 M.
Selain itu, buku ini juga menawarkan satu kebaruan dalam konteks perkembangan historiografi Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui dua aspek penting hasil temuan Situs Bongal, yaitu aspek spasial (keruangan) dan aspek temporal (waktu).
Dalam aspek spasial (keruangan), Situs Bongal membuka pengetahuan baru tentang jalur pelayaran melalui pantai barat Sumatra. Hal ini dinilai mengejutkan, mengingat rekonstruksi sejarah jalur pelayaran yang muncul selama ini disimpulkan berlangsung melewati kawasan pesisir timur Sumatra. Terungkapnya Situs Bongal dinilai membuka fakta baru tentang sejarah jalur pelayaran dan perdagangan maritim tersebut.
Sedangkan dalam aspek temporal (waktu), berdasarkan analisis pertanggalan terhadap 13 artefak yang terdiri dari kayu nibung, kayu wadah tinta atau kalam, kayu alat tenun, kayu sisir tenun, tali ijuk, pala, getah damar, dan kemiri, dengan metode Accelerator Mass Spectrometry (AMS) Radiocarbon Dating melalui Waikato University Selandia Baru, didapat hasil yang menunjukkan bahwa secara mutlak Situs Bongal eksis sejak abad 7 sampai 10 Masehi. Berdasarkan hasil uji pertanggalan tersebut, dalam konteks kawasan, Situs Bongal dapat dikatakan sebagai kawasan situs perkotaan pesisir tertua di kawasan pesisir barat Sumatra.
Buku tersaji dalam urutan bab berdasarkan jenis temuan artefaktual Situs Bongal yang kompleks dan beragam. Selain berdasarkan jenis temuan, buku ini juga memuat penjelasan dalam konteks historis berdasarkan sumber literatur dan sumber-sumber historis sezaman.